SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Selain lava yang terus keluar, sempat teramati juga awan panas guguran.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan pada periode pengamatan selama 24 jam, Rabu (21/4/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB, teramati satu kali awan panas guguran. Luncuran wedus gembel itu masih menuju ke arah barat daya.
"Sempat teramati 1 kali awan panas guguran dengan jarak luncur 1.300 meter mengarah ke barat daya," ujar Hanik dalam keterangan tertulisnya, Kamis (22/4/2021).
Awan panas guguran pada tanggal 21 April 2021 kemarin itu tepatnya terjadi pada pukul 14.48 WIB. Saat itu tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimal 55 mm dan durasi 132 detik.
Baca Juga:Ancaman Erupsi Merapi, Penutup Stupa Candi Borobudur Dipertahankan
Selain awan panas guguran, teramati juga sejumlah guguran lava dari puncak Merapi. Guguran lava itu juga masih menuju ke arah barat daya.
"Teramati 24 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.000 meter ke arah barat daya," ucapnya.
Tercatat ada kegempaan guguran sebanyak 123 kali dan hybrid atau fase banyak sejumlah 9 kali. Serta ada juga kegempaan hembusan sejumlah 2 kali
Sementara itu dalam periode pengamatan terbaru tepatnya selama Kamis (22/4/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB, dari visual Gunung Merapi terlihat jelas. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah.
Sudah ada juga aktivitas lain berupa guguran lava yang masih terus terjadi. Tidak hanya ke arah barat daya namun juga ada yang menuju ke arah tenggara.
Baca Juga:Volume Kubah Lava Merapi 2021 Kini Mencapai 1,68 Juta Meter Kubik
"Teramati 8 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.600 meter ke arah barat daya dan 1 kali dengan jarak luncur 400 meter ke arah tenggara," terangnya.
Sedangkan untuk kegempaan hanya tercatat guguran sejumlah 30 kali dan hybrid atau fase banyak sejumlah 5 kali.
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sementara potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Untuk yang berada di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari," imbuhnya.
Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.
Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.
Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.