“Dengan berbasiskan Internet of Things, maka alat peringatan dini banjir lahar dingin ini akan terhubung dengan mudah ke perangkat ponsel maupun komputer melalui jaringan internet yang akan menciptakan interkoneksi data” lanjutnya.
Adanya interkoneksi, menurut Riza akan membuat penyebaran informasi peringatan dini banjir lahar dingin jadi semakin cepat dan mudah. Serta memudahkan masyarakat dalam memantau kondisi terkini data cuaca dan kondisi sungai rawan banjir lahar dingin. Alat ini juga dilengkapi dengan panel surya sebagai sumber daya utamanya, sehingga selain cepat dan akurat, imbuh Riza.
"Alat ini juga hemat energi dan ramah lingkungan, sekaligus membuat alat ini dapat dipasang di titik-titik yang tidak terjangkau oleh jaringan listrik PLN," tandasnya.
Rohsan Nur Marjianto mengatakan, alat buatan mereka memiliki dua sisi. Pertama, sisi yang bertindak sebagai client untuk mengambil data. Sisi kedua, server untuk menyampaikan informasi potensi banjir lahar dingin hasil olahan data. Sisi client akan dipasang di beberapa titik sepanjang sungai, untuk memastikan pasang surut air sungai sekitar gunung berapi, dengan memanfaatkan sling baja.
Baca Juga:Tempat Nongkrong di Jogja: Kopi Klotok hingga Kopi Merapi
"Sling baja disambungkan pada rotary encoder," tuturnya.
Bila terjadi pergeseran tanah, secara otomatis rotary encoder akan berputar dan mendeteksi pergeseran tanah hingga ketelitian 1 cm. Sensor mekanik pelampung berfungsi untuk mendeteksi nilai perubahan ketinggian air.
Jika terdeteksi adanya longsoran dan ketinggian di atas ambang batas yang ditentukan, maka akan memicu sisi client untuk mengirimkan pesan melalui modul GSM ke sisi server. Server akan mengolaborasikan data dari client dengan data prakiraan cuaca dari BMKG, yang bisa diakses secara umum.
Setiap satu menit sekali, sisi client akan mengambil sampel data untuk dikirim ke server, kemudian server akan mengirim ke database untuk simpan dan diolah yang selanjutnya data tersebut dapat diakses melalui aplikasi berbasis android dan website oleh masyarakat.
Data yang dapat dipantau oleh masyarakat ialah monitoring status cuaca, curah hujan, dan informasi terkini ketinggian muka air sungai. Keterbukaan informasi ini untuk mendukung transparansi informasi kepada masyarakat.
Baca Juga:Pagi Ini Merapi Muntahkan Awan Panas ke Barat Daya Sejauh 1,8 Kilometer
Kontributor : Uli Febriarni