SuaraJogja.id - Dua orang muda mudi terbawa ombak di Pantai Ngluwen Minggu (30/5/2021) lalu. Satu orang di antaranya berhasil ditemukan oleh nelayan dalam keadaan meninggal dunia. Sementara satu lainnya masih dalam proses pencarian oleh Tim SAR.
Korban yang ditemukan adalah Derbita Nadifa Sahira (19), mahasiswa asal Demangan, Bakipandean, Baki, Sukoharjo. Sedangkan satu korban lainnya yang masih dalam pencarian adalah Muhammad Rois Chaq (19), warga Nitikan UH, Sorosutan, Umbulharjo, Yogyakarta.
Menurut penuturan Paman dari Rois, keduanya datang ke Pantai Ngluwen pada Sabtu (29/5/2021) pukul 00:00 WIB. Sementara peristiwa naas yang menimpa dua mahasiswa baru tersebut terjadi pukul 09:00 WIB saat mereka bersama rekan-rekannya berada di bibir pantai.
Baca Juga:Terpeleset saat Selfie, Davin dan Rizki Tewas Tenggelam di Curug Rahong
Paman dari Rois, Muhammad Nashir (43) mengatakan jika keponakannya tersebut sempat mengirim pesan kepada kakak perempuannya bahwa akan pergi bercamping. Namun, korban tidak menyampaikan kemana tujuan kemah bersama rekan-rekannya dan berangkat pukul berapa.
Rois sendiri lahir dan tumbuh di Nitikan, Umbulharjo, Yogyakarta sampai usia sekitar 5 tahun. Setelah ibunya meninggal akibat kanker, Rois lantas ikut ayahnya yang menikah lagi dengan seorang wanita asal Muntilan, Magelang. Sejak saat itu, Rois sudah jarang berada di Nitikan, baru ketika SMA ia kembali melanjutkan pendidikannya di Jogja.
"Jadi anaknya itu dua, yang perempuan lulus SD langsung sekolah di Gontor. Nah Roisnya itu ikut ayahnya ke Muntilan," kata Nasir saat ditemui di kediamannya Selasa (1/6/2021).
Sampai pada masuk sekolah menengah, Rois kembali tinggal di Jogja di salah satu pondok tahfidz al-qur'an. Menurut penuturan istri Nasir, Eni Nurhayati, Rois belum menyelesaikan hafalannya dan baru menghafalkan enam juz al-qur'an saja. Pemuda berusia 19 tahun tersebut juga dikenal berprestasi.
Sebagai anak kesepuluh dari sepulub bersaudara, Nasir sangat dekat dengan ibu Rois. Di matanya, Rois merupakan anak yang sangat penurut. Bahkan, ibu sambungnya juga sangat menyayangi kemenakannya tersebut. Selayaknya anak kandung sendiri, keduanya juga diceritakan sangat dekat.
Baca Juga:Bocah 12 Tahun Tenggelam Saat Berenang di Perairan Bintan, Tim SAR Lakukan Pencarian
Nasir juga menceritakan jika kemenakannya tersebut anak yang pintar. Selain belajar jadi penghafal al-quran, Rois juga rajin mengikuti kegiatan organisasi keagamaan. Eni menyebutkan jika terakhir kali keluarganya bertemu dengan Rois adalah sebelum hari raya idulfitri. Eni sendiri sempat menegur rambut Rois yang dibiarkan tumbuh panjang.
"Rambut mu kok panjang to nak, saya ikut mapala kok bulek, gitu kata dia," ujar Eni menirukan percakapannya dengan Rois terakhir kali.
Keduanya juga tidak bertemu lama karena Rois langsung pulang ke Muntilan. Diceritakan Nasir jika orangtua Rois sibuk bekerja. Ayahnya adalah seorang dosen geologi di UPN Veteran Yogyakarta. Sehingga kedua anaknya hidup mandiri. Termasuk kakak perempuan Rois kerap pulang pergi Jogja-Muntilan.
Berusaha selamatkan rekannya
Menurut penuturan keluarga yang diterima Nasir, Rois pergi ke Pantai Ngluwen bersama dengan lima orang rekannya.
"Berenam, putrinya dua lainnya laki," ujar Nasir.
Saat kejadian, Rois dan salah satu rekannya Yusuf tengah mandi di pantai. Sementara teman perempuannya sedang mencuci baju. Tiba-tiba ombak besar datang dan membawa korban bernama Nadifa. Rois dan Yusuf sempat menyelamatkan diri dengan berpegang pada karang.
Akhirnya Rois memutuskan untuk menolong rekan perempuannya. Tidak disangka, keduanya justru menjadi korban terbawa ombak. Nadifa disebutkan mengenakan jaket parasit sehingga bisa mengapung di lautan. Sedangkan Rois sendiri tidak mengenakan pakaian karena tengah mandi. Kemenakannya itu hanya menggunakan celana panjang saja.
"Ya kaget, seperti gak percaya. Sampai sekarang juga gak percaya," terang Nasir.
Baik Nasir maupun Eni sama-sama tidak menyangka ketika mendengar kabar kemenakannya yang penurut hilang tersapu ombak. Setelah merawat Rois sejak kecil, Nasir merasa kehilangan ketika keponakannya dibawa sang ayah ke Muntilan. Pertemuan yang jarang semakin menambah ketidakpercayaan Nasir akan peristiwa yang menimpa anak dari kakaknya itu.
Mereka menerima kabar hilangnya Rois langsung dari tim SAR yang datang ke rumah. Meski tinggal di Muntilan, namun alamat yang tertera di KTP Rois adalah kediaman ibunya di Nitikan. Setelah menerima kabar itu, mereka langsung menghubungi ayah Rois. Sampai saat ini keluarga korban masih memantau pencarian di Pantai Ngluwen.