Tak Ingin Kecolongan Pendakian di Gunung Merapi, Begini Antisipasi TNGM

Jalur pendakian ke Gunung Merapi telah ditutup sejak 2018 lalu.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 10 Juni 2021 | 14:55 WIB
Tak Ingin Kecolongan Pendakian di Gunung Merapi, Begini Antisipasi TNGM
Puncak Gunung Merapi terlihat dari Sungai Gendol, Bronggang, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (3/5). [ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah]

SuaraJogja.id - Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) menyatakan akan meningkatkan sejumlah langkah antisipasi menyusul kejadian viral sekelompok pemuda yang mengaku sempat hendak ke pasar bubrah.

Perlu diketahui bahwa jalur pendakian ke Gunung Merapi telah ditutup sejak 2018 lalu. Penutupan itu masih diberlaku hingga sekarang, mengingat aktivitas Merapi yang masih tinggi.

"Kemudian antisipasi berikutnya kemarin temen-temen lapangan di resort untuk berkoordinasi dengan masyarakat untuk lebih mengimbau bahwa sebaiknya memang tidak naik [mendaki ke Merapi]," kata Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), Akhmadi saat dihubungi awak media, Kamis (10/6/2021).

Menurutnya, edukasi kepada masyarakat masih akan terus ditingkatkan. Khususnya terkait dengan jalur pendakian yang masih ditutup hingga saat ini.

Baca Juga:Respons Video Viral Pendaki Pamer di Pasar Bubrah Gunung Merapi, TNGM Klarifikasi

"Papan informasi larangan mendaki mungkin juga akan kita tambah dalam waktu dekat," ucapnya.

Selain itu, kata Akhmadi, kegiatan patroli turut dilakukan oleh pihak-pihak berwenang di wilayah Selo. Salah satu yang menjadi poin utama yakni dengan meningkatkan kembali kesadaran semua pihak untuk keselamatan bersama di lereng Merapi.

"Itu untuk menguatkan kembali dan untuk mengcounter juga yang sedang viralnya ini. Kita harus kembali untuk lebih waspada kepada mungkin para pengunjung yang mau mendaki ini, yang belum tahu atau nekat," tuturnya.

Akhmadi menyebut bahwa pihaknya juga telah bekerja sama dengan masyarakat untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dalam kaitannya dengan pendakian Merapi.

"Kita ada Masyarakat Mitra Polhut (MMP). Nah itu yang kita istilahnya diajak kerjasama, kalau ada apa-apa bisa dilaporkan. Kalau bisa disampaikan di tempat ya monggo saja. Pada intinya adalah larangan naik dan tidak boleh masuk kawasan taman nasional dan sebagainya," tegasnya.

Baca Juga:Wedhus Gembel Meluncur Sejauh 1,2 Kilometer dari Puncak Merapi ke Arah Barat Daya

Hingga saat ini, Akhmadi memastikan tidak ada pendaki yang berhasil naik ke Gunung Merapi semenjak jalur pendakian ditutup pada 2018 lalu.

"Sampai saat ini tidak ada [pendaki yang naik]. Jadi kita bisa memastikan itu," ujarnya.

Pasalnya, TNGM sendiri juga telah bekerja sama dengan BPPTKG terutama untuk pemantauan aktivitas warga di sekitar Merapi. Pemantauan itu sendiri dilakukan salah satunya melalui sejumlah CCTV yang dipasang, termasuk yang ada di pasar bubrah.

Jika memang ada pendaki yang ternyata lolos hingga bisa naik ke puncak Merapi dapat dipastikan akan terekam di dalam CCTV tersebut.

"Kalau pun ada yang sampai itu kemungkinan besar pasti akan tertangkap CCTV kecuali mendung atau tertutup awan. Jadi memang potensinya lolos minim sekali karena CCTV lumayan banyak di situ dan beberapa sudut itu. Maksudnya pasti ketahuan yang mau ke pasar bubrah itu," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan media sosial diramaikan sebuah video viral yang memperlihatkan sekelompok pemuda di area Gunung Merapi.

Di video tersebut, mereka mengabadikan momen di dekat penunjuk arah ke Pasar Bubrah.

Akhmadi pun telah memberikan sejumlah klarifikasi terkait dengan video tersebut. Salah satunya dengan menyebut bahwa posisi sekelompok pemuda itu belum berada di puncak.

"Jadi bukan di puncak itu posisinya, bukan di pasar bubrah juga baru mau menuju. Itu kan [tulisan] pasar bubrah tanda panah," kata Akhmadi kepada awak media, Kamis (10/6/2021).

Selanjutnya tanda panah atau gambar berwarna oranye itu memang masih berada di bawah. Masih berada dekat dengan objek wisata New Selo.

Akhmadi memastikan bahwa posisi tersebut berada pada 600 meter dari New Selo. Jarak itu diketahui dari setiap tanda yang telah dipasang sebelumnya.

"Di jalur itu kita sudah pasang pal untuk tanda setiap 100 meter itu ada tandanya. Mulai dari New Selo itu 0 kemudian naik 100, 200 kemudian itu sampai pada pal 06, jadi itu 600an meter dari bawah dari New Selo itu," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini