Pastikan Semua Guru Telah Divaksin Covid-19, SD Negeri Karangmloko 1 Siap Gelar PTM

"Yang penting tidak 100 persen, artinya satu kelas misal 30 anak itu tidak harus masuk dalam satu jadwal."

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 16 Juni 2021 | 07:25 WIB
Pastikan Semua Guru Telah Divaksin Covid-19, SD Negeri Karangmloko 1 Siap Gelar PTM
Ilustrasi vaksin Covid-19 (unsplash/@hakannural)

SuaraJogja.id - Kepala Sekolah SD Negeri Karangmloko 1, Sumarno menegaskan pihaknya siap untuk melangsungkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Termasuk dengan rencana pemerintah yang akan melangsungkan PTM pada tahun ajaran baru mendatang.

"Kita menunggu kebijakan dari pemerintah saja. Rencananya tahun ajaran baru akan diselenggarakan tatap muka, nderek mawon. Prinsipnya kita siap [PTM]," kata Sumarno kepada awak media, Selasa (15/6/2021).

Kesiapan pihaknya tersebut bukan hanya sekadar pernyataan belaka. Pasalnya guna lebih mendukung program PTM dapat terlaksana semua tenaga pendidik dan kependidikan di SD Negeri Karangmloko 1 telah menerima secara penuh vaksinasi Covid-19.

"Sudah siap, semua sudah divaksin [guru dan karyawan]," imbuhnya.

Baca Juga:Nadiem Sebut Daerah Terapkan PPKM Tidak Bisa Belajar Tatap Muka

Namun, Sumarno tetap akan memberlakukan pembatasan jika memang PTM tersebut benar terlaksana, termasuk dengan pembagian sif kepada setiap siswa yang harus masuk ke sekolah.

Menurutnya, akan lebih baik jika tidak semua siswa secara serentak masuk ke sekolah, melainkan tetap dibagi setiap kelasnya baik dari jumlah ataupun waktu.

"Yang penting tidak 100 persen, artinya satu kelas misal 30 anak itu tidak harus masuk dalam satu jadwal. Ya nanti tergantung perintah saja. Mungkin lebih ke sistem sif begitu," tuturnya.

Selain vaksinasi Covid-19 yang telah dilakukan oleh semua tenaga pendidik dan kependidikan di SD Negeri Karangmloko 1. Disebutkan Sumarno, dari segi sarana dan prasarana protokol kesehatan juga telah disiapkan dengan matang.

"Sarana dan prasarana siap juga untuk prokes. Setiap pagi kan juga kita semprot, ada tempat cuci tangan, dan selalu pakai masker. Kita juga sudah siap thermo gun, setiap kelas ada. Intinya sudah siap," tegasnya.

Baca Juga:Pertemanan Kriminal, AS dan S Mencuri dalam 15 Menit di Banyak Lokasi di Sleman

Tidak hanya berfokus pada PTM mendatang saja, kata Sumarno, dalam melayani orang tua selama Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang sudah mulai berlangsung sejak Senin (14/6/2021) kemarin. Pihaknya juga tetap menerapkan prokes ketat.

Termasuk dengan antisipasi kedatangan sejumlah orang tua yang masih kebingungan dalam pelaksanaan PPDB tersebut.

Jika memang nantinya pemerintah menetapkan untuk membuka sekolah, pihaknya juga tetap akan mempertimbangkan zonasi penyebaran Covid-19 di wilayahnya.

"Ya nanti kalau memang sekolah masuk zona merah [penyebaran Covid-19] nanti kita kembali ke daring lagi, baru kalau sudah hijau mungkin bisa lanjut tatap muka," ungkapnya.

Sumarno menambahkan saat ini SD Negeri Karangmloko 1 mencatat memiliki total siswa sebanyak 173 anak. Sementara sebanyak 30 anak juga telah diluluskan tahun ini.

Sebelumnya, Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman sendiri berkomitmen untuk menyelenggarakan pembelajaran tatap muka. Jika sesuai rencana awal pembelajaran tatap muka akan dimulai pada tahun ajaran baru mendatang.

"Untuk PTM [Pembelajaran Tatap Muka] kita komitmen sesuai awal nanti tahun ajaran baru. Sesuai dengan instruksi di SKB 4 Menteri kita akan membuka tatap muka. Tatap muka uji coba sangat terbatas," ujar Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sleman Ery Widaryana.

Ery menuturkan PTM akan diberlakukan bagi semua sekolah yang ada di Kabupaten Sleman. Bukan hanya untuk sekolah-sekolah tertentu saja.

"Ini [PTM] diperuntukkan bagi semua sekolah di Sleman. Kita tidak akan mengadakan piloting," tegasnya.

Kendati begitu, Ery tidak menampik akan tetap melihat perkembangan kondisi selanjutnya. Jika memang sekolah tersebut berada di zona merah penyebaran Covid-19, maka PTM akan tetap ditunda.

Lebih lanjut terkait dengan penerapan zona merah itu di masing-masing sekolah itu sendiri, dijelaskan Ery bahwa untuk Sekolah Dasar (SD) akan mengikuti zonasi tingkat dusun. Sedangkan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) mengikuti zonasi tingkat kalurahan.

"Tetapi tentu kita akan melihat kondisi juga. Kalau kondisi sekolah itu berada di zona merah ya kita tunda dulu. Kalau sudah hijau ya kita teruskan," tuturnya.

Sesuai rencana awal pembelajaran tatap muka tersebut akan dilaksanakan secara terbatas. Termasuk dari jumlah pertemuan yakni hanya dua hari dalam seminggu.

Ery menuturkan bahwa waktu pembelajaran di sekolah juga akan turut dibatasi.

"Sejak awal kita sudah mensetting untuk tatap muka itu siswa masuk dua hari dalam seminggu. Kemudian waktu pembelajaran SMP maksimal 3 jam dan SD maksimal 2 jam," terangnya.

Selain itu jumlah kehadiran anak juga bakal dibatasi yakni 50 persen saja.

"Itu setting dari awal. Nanti kalau ada instruksi tambahan dari pusat nanti kita menyesuaikan. Karena yang secara tertulis kita belum dapat," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak