Pengalaman ini merupakan titik awal Bambang memulai interaksi dengan warga Papua hingga mempunyai program besar untuk Papua dengan membentuk Gugus Tugas Papua (GTP), dengan dibantu juga oleh Pusat Pengembang Kapasitas dan Kerja Sama (PPKK) FISIPOL UGM.
![Dosen UGM Bambang Purwoko bersama para anak didiknya asal Papua. [Kagama.co]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/07/14/79012-bambang-purwoko.jpg)
Program yang rutin dia gelar meliputi seminar, lokakarya, dan pendampingan pemerintah daerah Papua dan Papua Barat.
Selain itu, GTP juga rutin mengirim Guru Penggerak Daerah Terpencil (GPDT) ke beberapa daerah di Papua antara lain Kabupaten Mappi, Kabupaten Intan Jaya dan Kabupaten Puncak.
Pengiriman guru tersebut dilakukan sejak tahun 2013, hingga 2019 terhitung 400 an guru lebih telah dikirim untuk mengajar sekolah-sekolah di Papua.
Baca Juga:Tambah Shelter Covid-19, UGM Ubah Wisma Kagama dan UC Hotel Jadi Tempat Isolasi
Bambang juga terlibat dalam Percepatan Pembangunan Kabupaten Mappi, Grand Design Kesehatan Kabupaten Intan Jaya, serta Grand Design Penanaman Modal Kabupaten Intan Jaya.
Saat ini, program tersebut masih terus dikembangkan.
“Melakukan penguatan kapasitas SDM Pemda, mengirimkan guru-guru ke Papua bersama Tim GTP UGM, dan mengasuh anak-anak Papua untuk bersekolah dan hidup serumah dengan kami di Jogja adalah bagian dari komitmen Saya untuk terus mendorong kemajuan pendidikan bagi saudara-saudara kita di dan dari Papua,” kata Bambang.
Di samping itu, Bambang kini juga sedang fokus menyelesaikan disertasinya.
Tertembak di Intan Jaya
Baca Juga:dr Lois Bilang Interaksi Obat Picu Kematian Pasien Covid-19, Ini Kata Pakar Farmasi UGM
Dengan pengalamannya yang kuat di Papua, belakangan Bambang Purwoko dipercaya untuk bergabung dalam sebuah tim pencari fakta yakni Tim Gabungan Pencari Fakta Intan Jaya.
Tim ini dibentuk untuk melakukan investigas pascaterjadi insiden kekerasan dan penembakan pada 17-19 September 2020 di Kabupaten Intan Jaya yang menewaskan dua aparat dan seorang pendeta bernama Yereima Zanambani.
Pada Jumat (9/10/2020), Bambang Purwoko dan satu anggota TNI ditembak oleh kelompok separatis bersenjata (KSB) pada saat melakukan serangkaian investigasi di Intan Jaya.
Kepala Penerangan (Kapen) Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III, Kolonel Czi IGN Suriastawa, mengatakan kejadian tersebut terjadi pukul 15.30 WIT, tepatnya di daerah Kampung Mamba Bawah, Distrik Hipadita, Kabupaten Intan Jaya.
![Anggota Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya Bambang Purwoko, dievakuasi ke Jakarta, Sabtu (10/10/2020). [Dok. Tim TGPF Kemenko Polhukam]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/10/10/94894-bambang-purwoko.jpg)
"Di daerah Kampung Mamba Bawah, Distrik Hipadita telah terjadi penghadangan oleh KSB terhadap rombongan TGPF saat kembali dari Distrik Hitadipa menuju ke Sugapa," kata Suriastawa dalam keterangannya.
Bambang pun berhasil dievakuasi sehari kemudian menggunakan helikopter Caracal TNI AU dari Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya pukul 07.00 WIB ke Timika. Dari sana, Bambang dipindahkan ke pesawat Boeing TNI AU menuju Jakarta.