Di luar kesibukannya sebagai dosen, Bambang mendirikan full day school untuk Taman Kanak-kanak dan playgroup dengan konsep homey.
Bambang ingin menjadi orang yang bermanfaat untuk lingkungan di sekitarnya dengan melakukan sesuatu mulai dari yang sederhana.
Interaksi pertama dengan Papua
Persinggungan Bambang dengan tanah Papua dimulai ketika melakukan penelitian mengenai Otonomi Daerah yang disponsori oleh pemerintah kala itu.
Baca Juga:Tambah Shelter Covid-19, UGM Ubah Wisma Kagama dan UC Hotel Jadi Tempat Isolasi
”Pada 1997 itu pertama kalinya Saya ke Sorong dan Jayapura dalam rangka penelitian proyek percontohan pelaksanaan otonomi daerah (otda), yang merupakan kerja sama Departemen dan Kemendagri untuk melihat sejauh mana implementasi otda di daerah percontohan itu bisa bekerja dengan baik,” ujarnya.
Pengalaman ini merupakan titik awal Bambang memulai interaksi dengan warga Papua hingga mempunyai program besar untuk Papua dengan membentuk Gugus Tugas Papua (GTP), dengan dibantu juga oleh Pusat Pengembang Kapasitas dan Kerja Sama (PPKK) FISIPOL UGM.
![Dosen UGM Bambang Purwoko bersama para anak didiknya asal Papua. [Kagama.co]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/07/14/79012-bambang-purwoko.jpg)
Program yang rutin dia gelar meliputi seminar, lokakarya, dan pendampingan pemerintah daerah Papua dan Papua Barat.
Selain itu, GTP juga rutin mengirim Guru Penggerak Daerah Terpencil (GPDT) ke beberapa daerah di Papua antara lain Kabupaten Mappi, Kabupaten Intan Jaya dan Kabupaten Puncak.
Pengiriman guru tersebut dilakukan sejak tahun 2013, hingga 2019 terhitung 400 an guru lebih telah dikirim untuk mengajar sekolah-sekolah di Papua.
Baca Juga:dr Lois Bilang Interaksi Obat Picu Kematian Pasien Covid-19, Ini Kata Pakar Farmasi UGM
Bambang juga terlibat dalam Percepatan Pembangunan Kabupaten Mappi, Grand Design Kesehatan Kabupaten Intan Jaya, serta Grand Design Penanaman Modal Kabupaten Intan Jaya.