SuaraJogja.id - Nasib apes dialami seorang warga Yogyakarta yang tengah pulang bekerja. Korban bernama Muhammad Fajar (22) asal Kemantren Wirobrajan, Kota Yogyakarta mengalami luka sabetan di simpang empat GOR Amongrogo, Kemantren Umbulharjo, Senin (26/7/2021) dini hari.
Kapolsek Umbulharjo Kompol Achmad Setyo Budiantoro membenarkan kejadian tersebut. Peristiwa terjadi pukul 04.30 WIB.
"Benar peristiwanya terjadi sekitar pagi tadi. Ada tiga orang yang bersama korban, dan satu orang yang terluka," kata Setyo, dihubungi wartawan, Senin.
Setyo menerangkan, awalnya Fajar bersama adik kandung dan dua rekannya hendak pulang sehabis bekerja di salah satu jasa ekspedisi di Jalan Wonosari. Sekitar pukul 04.25 WIB, korban melintasi Jalan Kusumanegara dan di simpang empat SGM berpapasan dengan rombongan pelaku, yang melaju dari arah barat ke timur jalan setempat.
Baca Juga:Geng Motor Beraksi, 2 Pemuda Jadi Korban Penganiayaan dengan Senjata Tajam
"Rombongan pelaku yang berjumlah lebih kurang 15 motor dan sebagian besar berboncengan ini melihat empat orang termasuk korban. Kemudian mereka mengikuti hingga ke Jalan Kenari," ujar Setyo.
Ia melanjutkan, sesampainya di simpang empat GOR Amongrogo, korban dipepet dan di lokasi itu korban dibacok menggunakan celurit. Akibatnya, punggung, perut, dan lengan kanan korban mengalami luka serius. Korban dilarikan adiknya ke RS Bethesda.
"Sekitar pukul 11.00 WIB, adik korban melaporkan ke Polsek Umbulharjo. Saat ini kami masih melakukan penyelidikan," ujar dia.
Setyo mengatakan, dalam penyelidikan dan olah TKP di sekitar GOR, pihaknya mengamankan sebuah celurit. Pihaknya belum bisa memastikan apakah sengaja tertinggal atau pelaku menjatuhkan senjata tajam tersebut.
"Kami juga memeriksa saksi-saksi dan juga mengecek CCTV di sepanjang jalan yang dilintasi korban dan pelaku," terang dia.
Baca Juga:Ingatkan Soal Knalpot, Surat Cinta Polsek Umbulharjo ke Driver Ojol Bikin Klepek-Klepek
Disinggung adakah keterkaitan dengan geng remaja, Setyo belum bisa berbicara banyak. Namun dari pemeriksaan yang dilakukan, antara korban dan pelaku tidak saling mengenal.