SuaraJogja.id - Ganda putri Indonesia Greysia Polii dan Apriyani Rahayu menorehkan sejarah setelah berhasil lolos ke babak final Oimpiade Tokyo 2020. Siapa kira, sebelum ini Greysia Polii sempat jadi sorotan akibat insiden kartu hitam di Olimpiade London.
Greysia Polli dan Apriyani Rahayu memastikan diri menembus final cabor batminton Olimpiade Tokyo setelah di semifinal mampu menundukkan wakil Korea Selatan, Lee So Hee dan Shin Seung Chan lewat dua gim langsung 21-19 dan 21-17.
Keberhasilan ganda putri Indonesia melaju hingga ke partai puncak tersebut tak hanya menorehkan sejarah, tetapi juga jadi momentum penting bagi Greysia Polii.
Bagaimana tidak, sembilan tahun silam, Greysia dan pasangannya saat itu Meiliana Jauhari sempat tercoreng akibat insiden kartu hitam saat melakoni babak penyisihan di ajang Olimpiade London 2012.
Baca Juga:Lolos Final Olimpiade Tokyo, Greysia/Apriani: Kami Ingin Berikan yang Terbaik
Kala itu, pasangan Greysia/Meiliana menghadapi ganda Korea Selatan Ha Jung Eun/Kim Min Jung. Kedua pasangan mendapat kartu hitam setelah ketahuan bermain orang-ogahan dan berupaya kalah agar terhindar dari pasangan nomor satu dunia asal China, Wang Xiaoli/Yu Yang di perempat final.
Gegara aksi tak sportif tersebut, banyak penonton yang menyaksikkan laga di Wembley Arena ikut geram dan mengecam kedua pasangan tersebut.
Belakangan ganjaran kartu hitam tersebut dianulir setelah pelatih kedua pasangan bernegosiasi dengan wasit.
Setelah pertandingan dilanjutkan kembali, pasangan Greysia Polii/Meiliana akhirnya takluk dari ganda Korsel dengan rubber game 18-21, 21-12, 21-14.
Insiden memalukan tersebut nyatanya masih membekas terutama bagi Greysia. Hal itu pun sempat terungkap usai ia bersama Apriyani sukses melenggang ke final cabor batminton Olimpiade Tokyo 2020.
Baca Juga:Greysia/Apriyani Lolos Final Olimpiade Tokyo, Media Asing Langsung Heboh!
"Begitu banyak orang bukan hanya saya telah melalui kesulitan dan momen tak terlupakan juga. Saya rasa Olimpiade London memberi saya pelajaran untuk tak pernah menyerah pada mimpi. Dan saya tau saya tidak hanya mengatakannya melainkan juga mengamalkan setiap hari. Saya hanya melewati hari demi hari, ini bonus dari Tuhan bahwa saya bisa berada di sini dan mencapai final Olimpiade di tahun 2021. Saya tidak muda lagi," ucapnya seperti dikutip di laman BWF.