"Sekarang menjadi penambang di sini. Ya memanfaatkan yang ada di dekat rumah," ungkap Budi.
Sejak tahun 2001 tinggal di Piyungan, sungai tersebut masih sering ditemukan emas. Selain menambang, dirinya sesekali mencari emas.
"Saya pernah menemukan, paling berat itu (emas) enam gram dan berbentuk seperti cincin," ujar dia.
Kualitas emas pun juga cukup baik. Dia mengaku emas yang dia temukan, 24 karat.
Baca Juga:Semua Objek Wisata Bantul Tutup Selama PPKM Darurat, Halim: Wisatawan Bandel akan Ditindak
"Sejak tahun 1980-an, banyak orang mencari emas di sini. Saya pikir saat ini masih ada jika mau dicari, tetapi saya lebih memilih mengembangkan sungai di sini," ujar dia.
Berdiri sejak 2019, wisata tersebut belum menjadi nama seperti sekarang. Budi mengawali dengan mendirikan rumah baca bagi anak-anak dan remaja di pinggiran Kali Opak. Antusias warga cukup tinggi untuk berkunjung ke rumah baca. Terlebih lagi warga biasa bermain di sekitar sungai.
"Setelah rumah baca berdiri, saya lihat sungai ini menarik jika dirapikan. Sehingga saya ajak warga dan saat itu kebetulan banyak anak mahasiswa kerap bermain ke sini dan saya gandeng mereka. Akhirnya nama itu muncul dan sekarang menjadi Teratai Biru Kali Opak," katanya.
Berdiri di atas Sultan Ground, Teratai Biru Kali Opak memiliki tiga wahana yang bisa dinikmati pengunjung. Mulai dari wahana tubing, persewaan perahu dan tempat memancing.
"Untuk swafoto juga bagus. Kami juga membuat jembatan dan memasang beberapa tulisan unik yang dibuat oleh mahasiswa," jelas dia.
Baca Juga:Pelaku Wisata Pantai Selatan Divaksin, Pemkab Bantul Tak Mau Buru-Buru Buka Objek Wisata
Destinasi wisata ini juga ikut menggandeng warga lain dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pihaknya menyiapkan lapak bagi warga untuk membuka barang jualannya.