Dinkes Sebut Saat Ini Ada 1000 Lebih Warga Kota Yogyakarta yang Isoman di Rumah

Saat ini ada sebanyak 1000 pasien isoman di Kota Yogyakarta

Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Selasa, 03 Agustus 2021 | 15:18 WIB
Dinkes Sebut Saat Ini Ada 1000 Lebih Warga Kota Yogyakarta yang Isoman di Rumah
Ilustrasi Isolasi Mandiri (Shutterstock)

SuaraJogja.id - Permintaan Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan HB X untuk menempatkan pasien terkonfirmasi Covid-19 ke shelter khusus belum seluruhnya dijalankan Pemkot Yogyakarta.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani mengatakan jika masih ada sekitar 1.000 pasien Covid-19 isoman di rumah mereka.

"Untuk pasien OTG atau gejala ringan dan isoman di rumah sekitar 1.631 orang. Itu jumlah per 2 Agustus," ujar Emma dihubungi wartawan, Selasa (3/8/2021).

Emma mengatakan bahwa total masyarakat di Kota Yogyakarta yang sedang menjalani isolasi sebanyak 2.553 orang. Ia pun merinci jika jumlah pasien yang sedang menjalani isolasi di shelter sebanyak 922 orang.

Baca Juga:Kasus Covid-19 di Kota Yogyakarta Masih Tinggi, Keterisian BOR Nyaris 100 Persen

"Jumlah yang isolasi di rumah memang cukup banyak saat situasi sekarang," ujar Emma.

Disinggung apakah ada upaya untuk memindahkan 1.631 orang ke shelter pemerintah atau shelter warga, Emma menyatakan bahwa perlu adanya pemantauan kondisi pasien.

"Ya nanti kan kami lihat, karena kami tidak bisa terjun langsung, nanti dari pihak RT dan RW yang memantau. Memang nantinya harus didaftarkan secara online lewat puskesmas," ujar dia.

Pihaknya tak mau berbicara banyak mengapa Pemkot belum bisa menjalankan perintah Gubernur DIY untuk menempatkan pasien Covid-19 ke shelter yang ada.

Namun begitu, pihaknya sudah memberikan sosialisasi ketika masyarakat memilih isoman di rumah. Harapannya bisa dilakukan dan tak menyebabkan penularan lebih luas.

Baca Juga:Gereja Reformed Injili Indonesia Yogyakarta Bagikan Oksigen Gratis, Begini Syaratnya

"Perlu diperhatikan ketika isoman di rumah dan ada anggota yang negatif Covid-19. Terutama kamar mandi yang harus dipisah. Nah ini kadang-kadang tidak bisa dilakukan oleh warga," ujar dia.

Lebih lanjut, Emma mengatakan bahwa ada sembilan shelter yang dimiliki Pemkot Yogyakarta. Kondisi saat ini juga mengurangi ketersediaan kamar bagi pasien penderita Covid-19.

"Di Shelter Bener itu sisa empat kamar. Selain itu ada Shelter Gemawang yang dimiliki Pemkot, tersisa sembilan kamar," jelasnya.

Pihaknya juga menyatakan jika pasien Covid-19 yang meninggal dunia kebanyakan saat menjalani perawatan di RS. Jika warga meninggal saat isoman di rumah, sangat jarang.

"Kebanyakan (meninggal) kan pasien komorbid, lalu lansia saat mereka menjalani perawatan di RS," kata Emma.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini