SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Meski belum terlihat kembali mengeluarkan awan panas tetapi lava terus keluar.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, dalam periode pengamatan Minggu (22/8/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB muncul sejumlah guguran lava yang mengarah ke barat daya.
"Teramati 26 kali guguran lava ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/8/2021)
Disampaikan Hanik, asap kawah juga terus teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 100 meter di atas puncak kawah.
Baca Juga:Gunung Merapi Alami Perubahan Morfologi Kubah Lava, Apa Itu?
Sejumlah kegempaan juga masih terus terjadi dari Gunung Merapi dalam periode tersebut. Mulai dari kegempaan guguran sebanyak 338 kali, hembusan sejumlah 7 kali, hybrid atau fase banyak sejumlah 4 kali dan 1 kali vulkanik dangkal.
Sementara jika dibandingkan dengan periode pengamatan terbaru atau tepatnya pada Senin (23/8/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB. Masih tidak teramati ada awan panas guguran yang muncul.
Pada periode pengamatan enam jam tersebut juga aktivitas dari guguran lava tidak sebanyak periode pengamatan sebelumnya. Awas kawah pun tidak teramati muncul di puncak Gunung Merapi.
"Hany teramati 2 kali guguran lava ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter," ungkapnya.
Kendati begitu sejumlah kegempaan tetap masih terjadi dalam periode tersebut. Di antaranya kegempaan guguran sebanyak 58 kali, hembusan 3 kali, dan tektonik jauh 1 kali.
Baca Juga:Kubah Lava Merapi Sebelah Barat Daya Alami Perubahan Morfologi
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," imbuhnya.
Selain itu masyarakat juga diminta untuk mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.
Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.
Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.