Kegiatan screening dan tracing TBC yang dihadiri oleh Menteri PMK Muhadjir Effendy sendiri digelar sebagai upaya untuk mengantisipasi pertambahan kasus Covid-19 yang rentan menyasar para penderita TBC. Di Mergangsan sendiri ada empat RW yang dilakukan screening. Hal itu menyusul adanya kasus Covid-19 yang sempat tinggi di kampung setempat.
Ketua RW 17, kampung Karanganyar, Mergangsan, Kusnanmajid menerangkan bahwa sebelumnya ada 30 warga yang terpapar Covid-19 di kampung dia. Sehingga saat ini pihaknya mengadakan kegiatan screening bagi warganya untuk mengetahui kondisi paru-paru mereka.
"Sasarannya ada 200 warga yang diperiksa. Sudah dari kemarin (Kamis) kami mulai dan terakhir hari Jumat ini," terang Kusnan ditemui lokasi.
Screening warga Karanganyar menggunakan mobil screening milik TB Zero Jogja yang diletakkan di dekat RHTP RW 17. Di dalamnya juga sudah tersedia digital ray yang berfungsi melihat kondisi paru-paru berupa gambar, termasuk komputer. Dari komputer di dalam mobil, terkoneksi langsung ke layar komputer milik dokter yang sudah di sediakan di sekitar mobil untuk mendiagnosa secara awal adakah potensi mengidap TBC.
Baca Juga:Ketemu Pemungut Barang Bekas Lagi Melamun, Gus Miftah Beri Uang Saat Hendak ke Jogja
![Menko PMK, Muhadjir Effendy meninjau hasil screening TBC ke salah satu dokter di RHTP RW 17, Karanganyar, Brontokusuman, Mergangsan, Kota Jogja, Jumat (3/9/2021). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/09/03/86773-menko-pmk-muhadjir-effendy.jpg)
Direktur TB Zero Jogja, dokter Rini Triarsih menerangkan bahwa armada screening bernama mobile health itu sudah dilengkapi alat rontgen (digital ray). Fungsinya sama, hanya saja sifatnya mobile dan bisa dipindah.
Screening yang dilakukan oleh mobile health itu kata Rini untuk mencari tahu dugaan warga terindikasi TBC atau tidak. Teknologi yang disematkan juga sudah berbasis Artificial Intellegent (AI).
"Jadi ini hanya untuk mencari tahu apakah memang ada arah warga ini mengalami TBC dilihat dari bentuk rontgen (paru-parunya). Jadi ini juga untuk meminimalisasi ketidaksetujuan antara dokter terhadap pembacaan Rontgen, karena interpretasi tiap dokter itu untuk membaca Rontgen sangat subjektif. Maka adanya AI ini membantu para dokter," katanya.
Terpisah, Menko PMK, Muhadjir Effendy mengapresiasi mobile screening yang dilakukan oleh TB Zero Jogja serta Pemkot Yogyakarta. Pihaknya akan mengkaji agar cara ini bisa diaplikasikan di wilayah lain.
"Akan saya kaji kalau memang sangat visible bisa didesiminasi, artinya bisa digunakan untuk wilayah-wilayah yang lain. Tentu akan kita pelajari mudah-mudahan bisa," kata dia.
Baca Juga:9 Sudut Rumah Mewah Soimah di Jogja dan Jakarta, Simpan Patung Loro Blonyo
Ia menjelaskan bahwa kasus TBC di Indonesia menduduki peringkat kedua di dunia setelah India. Pihaknya menyebut ada sekitar 860 ribu penderita TBC yang teridentifikasi, sisanya yang belum teridentifikasi sekitar 45-47 persen.
"Ya cukup besarlah, perlu diingat bahwa angka kematian akibat TBC itu masih lebih tinggi dibanding akibat Covid-19 kalau di Indonesia. Kita juga mencanangkan tahun 2030 Indonesia bersih dari TBC sesuai perintah bapak Presiden," kata Muhadjir.