Aktivitas Merapi Cenderung Melandai, Hanya 5 Kali Guguran Lava dalam 24 Jam Terakhir

Selain tidak teramati awan panas, guguran lava juga tidak tampak.

Eleonora PEW | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 08 September 2021 | 09:48 WIB
Aktivitas Merapi Cenderung Melandai, Hanya 5 Kali Guguran Lava dalam 24 Jam Terakhir
Awan panas guguran keluar dari Gunung Merapi pada Rabu (9/6/2021) pagi. - (SuaraJogja.id/HO-BPPTKG)

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Meski belum ada awan panas yang muncul tapi guguran lava juga masih terus terjadi.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan dalam periode pengamatan Selasa (7/9/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB hanya terdapat sejumlah guguran lava. Guguran lava itu teramati masih mengarah ke barat daya.

"Teramati 5 kali guguran lava pijar ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Rabu (8/9/2021).

Dari pengamatan visual juga sempat teramati asap kawah yang berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 200 meter di atas puncak kawah.

Baca Juga:36 Kali Guguran Lava Merapi dalam 24 Jam Terakhir, Terjauh 1,5 Kilometer ke Barat Daya

Sejumlah kegempaan juga masih terjadi dalam periode tersebut. Kegempaan guguran masih terjadi paling banyak yakni sebanyak 216 kali, lalu disusul oleh hembusan 145 kali, low frekuensi 59 kali dan hybrid atau fase banyak serta vulkanik dangkal hanya 1 kali.

Sementara jika dibandingkan dengan periode pengamatan terbaru atau tepatnya pada Rabu (8/9/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB aktivitas Gunung Merapi kembali melandai. Selain tidak teramati awan panas, guguran lava juga tidak tampak.

Namun dalam periode pengamatan enam jam tersebut hanya tercatat aktivitas kegempaan. Mulai dari kegempaan guguran 46 kali dan hembusan hanya 5 dan low frekuensi 3 kali.

Kendati aktivitas Gunung Merapi cenderung landai namun status masih belum diturunkan yakni tetap pada Siaga (Level III). BPPTKG terus melakukan pemantauan jika memang terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

Baca Juga:Gunung Merapi 19 Kali Luncurkan Lava ke Barat Daya, Jarak Maksimal 1,5 Kilometer

Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," imbuhnya.

Masyarakat juga diminta agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.

Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak