Gunung Merapi 11 Kali Luncurkan Guguran Lava ke Barat Daya, Jarak Terjauh 1,5 Kilometer

"Teramati guguran lava pijar 11 kali dengan jarak luncur maksimum 1.500 meter ke barat daya."

Eleonora PEW | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 09 September 2021 | 08:43 WIB
Gunung Merapi 11 Kali Luncurkan Guguran Lava ke Barat Daya, Jarak Terjauh 1,5 Kilometer
Luncuran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (15/8/2021). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Meski belum ada awan panas yang muncul tapi guguran lava juga masih terus terjadi.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan dalam periode pengamatan Kamis (9/9/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB tercatat sejumlah guguran lava itu meluncur ke arah barat daya.

"Teramati guguran lava pijar 11 kali dengan jarak luncur maksimum 1.500 meter ke barat daya," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Kamis (9/9/2021).

Dalam periode pengamatan kali ini visual gunung terlihat jelas. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 100 meter di atas puncak kawah.

Baca Juga:Aktivitas Merapi Cenderung Melandai, Hanya 5 Kali Guguran Lava dalam 24 Jam Terakhir

Sejumlah kegempaan masih terus terjadi dari Gunung Merapi dalam periode tersebut. Kegempaan itu di antaranya berasal dari kegempaan guguran 58 kali, hembusan 12 kali, low frekuensi sebanyak 10 kali, lalu ada tektonik jauh sebanyak 2 kali.

Sementara jika dibandingkan dengan periode pengamatan sebelumnya atau tepatnya pada Rabu (8/9/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB masih tidak teramati awan panas guguran yang keluar.

Dalam periode 24 jam tersebut juga hanya teramati guguran lava. Namun dengan intensitas dan jumlah guguran yang lebih banyak jika dibandingkan dengan periode pengamatan terbaru.

"Teramati guguran lava pijar 45 kali dengan jarak luncur maksimum 1500 meter ke barat daya dan suara guguran 1 kali dari Pos Babadan," ucapnya.

Sejumlah kegempaan yang masih terjadi dalam periode tersebut berasal yang paling banyak dari kegempaan guguran yakni 181 kali. Selanjutnya disusul oleh kegempaan hembusan 85 kali, low frekuensi 32, hybrid atau fase banyak dan tektonik jauh masing-masing 1 kali.

Baca Juga:36 Kali Guguran Lava Merapi dalam 24 Jam Terakhir, Terjauh 1,5 Kilometer ke Barat Daya

Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," imbuhnya.

Masyarakat juga diminta agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.

Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.

Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak