SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten Sleman merencanakan pembelajaran tatap muka (PTM) berlangsung 4 Oktober 2021. Pemkab Sleman mengklaim semua sekolah sudah siap melaksanakan PTM.
Sekretaris Daerah Sleman Harda Kiswaya mengatakan, saat ini yang perlu diantisipasi adalah keikhlasan orang tua siswa. Walau sudah ada pernyataan keikhlasan dari orang tua untuk anaknya mengikuti PTM, masih ada orang tua yang belum ikhlas dan belum menginginkan tatap muka.
Harda menerangkan, pelaksanaan PTM akan diawali dengan simulasi atau uji coba yang kemudian dievaluasi selama satu bulan. Namun ia tak hafal betul berapa jumlah sekolah yang akan diujicoba kali pertama.
"Kalau dari evaluasi dirasa perlu ditambah, [maka] ditambah. Sehingga titik tertentu Januari bisa [PTM] semua. Jadi bertahap," ungkapnya, Selasa (28/9/2021).
Baca Juga:Dua Kasus Begal Terjadi Dalam Seminggu, Polres Sleman Berikan Imbauan Ini
Skenario pelaksanaan PTM uji coba pada 4 Oktober diawali dengan beberapa sekolah yang terus dipantau. PTM uji coba memilih beberapa sekolah secara bertahap menjadi bentuk kehati-hatian Pemkab Sleman, imbuhnya. Kendati semua sekolah menyatakan siap untuk uji coba.
"Jangan sampai langsung semua, melainkan pelan tapi pasti. Semua diantisipasi resiko yang mungkin terjadi," ucapnya.
Saat ini, pihaknya mengakui ada beberapa sekolah yang sudah curi langkah menerapkan PTM. Pemkab Sleman selanjutnya mengevaluasi dan mendorong agar sekolah tersebut memilih menggelar PTM bersama-sama.
"Biar tidak terkesan tidak terkoordinasi. Saya tidak mau seperti itu," tuturnya.
Di waktu yang sama, Harda mencoba memahami bahwa adanya pandemi menyebabkan mutu pembelajaran amat sangat berkurang. Sehingga tatap muka sebagai salah satu solusi yang terbaik untuk segera dilakukan.
Baca Juga:Sempat Cedera, Saddam Gaffar Mulai Berlatih Jelang PSS Sleman Kontra Persebaya
Melihat kondisi itu, sekolah yang sudah curi langkah tak kemudian langsung disanksi. Pemkab Sleman memperhitungkan untuk memantau risiko bila ada sekolah yang nekat curi langkah dan berujung klaster PTM.
"Pada saat curi langkah kan kami tidak mengerti kalau ada klaster. Makanya kita harus sama-sama ketika uji coba, sehingga terkoordinasi semua," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman Cahya Purnama mengungkapkan, walaupun kasus Covid-19 sudah melandai di Sleman, untuk memulai PTM tetap diperlukan daftar poin-poin yang perlu dipenuhi sebagai syarat sekolah.
Artinya bagaimana sarana prasarana, ketercapaian vaksin sivitas sekolah dan lainnya, yang tentu sudah dibuatkan daftarnya oleh Dinas Pendidikan Sleman dengan lebih detail.
"Sebetulnya kalau menurut kami, asal semua terjadwal artinya prokes betul-betul ditepati, maka mungkin aman. Jam jangan terlalu panjang kalau siswa bertemu, dibuat jadwal mungkin aman," ucapnya.
"Kalau tatap muka langsung seperti biasa pasti nanti malah terjadi klaster. Seperti di tempat lain, PTM baru beberapa pekan malah jadi klaster yang tidak kita inginkan," lanjut Cahya.
Bukan hanya soal sarana prasarana. Penting pula kepatuhan warga yang ada di lingkungan sekolah, murid, guru, kantin, pegawai.
"Kepatuhan mereka untuk sudah divaksin supaya paling tidak sudah 70 persen, dan yang terpenting patuh terhadap protokol kesehatan," tandasnya.
Kontributor : Uli Febriarni