Enam Bulan Tak Ada Pekerjaan, Seniman Asal Bantul Rakit Robot dari Motor Bekas

"Saya selama enam bulan sejak ada virus corona tidak bisa berkarya. Rasanya aneh kalau saya tidak berkarya dalam waktu yang lama."

Eleonora PEW | Rahmat jiwandono
Selasa, 12 Oktober 2021 | 17:30 WIB
Enam Bulan Tak Ada Pekerjaan, Seniman Asal Bantul Rakit Robot dari Motor Bekas
Eri Sudarmono berdiri di dekat salah satu robot hasil karyanya. - (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

SuaraJogja.id - Azan zuhur hampir berkumandang di Pedukuhan Kauman RT 6, Kalurahan Gilangharjo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul. Sejumlah pekerja tampak sedang mempreteli bagian-bagian sepeda motor bekas di Er Studio Art.

Bagian seperti sok, karbu, tangki, hingga mesin sudah berkarat. Namun, siapa sangka? Barang-barang seperti itu di tangan Eri Sudarmono (42), bisa disulap menjadi benda berharga puluhan juta rupiah.

Eri adalah seorang pelukis sekaligus orang yang kerap mengerjakan dekorasi untuk berbagai event di mal dan hotel saat hari Lebaran atau Natal. Pekerjaannya mandek akibat pandemi Covid-19 karena tidak ada events seperti itu. Alhasil, dia sempat tidak ada kerjaan selama enam bulan.

Proses perakitan robot menyerupai Transformers di Er Studio Art, Kauman , Gilangharjo, Pandak, Bantul - (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)
Proses perakitan robot menyerupai Transformers di Er Studio Art, Kauman , Gilangharjo, Pandak, Bantul - (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

"Saya selama enam bulan sejak ada virus corona tidak bisa berkarya. Rasanya aneh kalau saya tidak berkarya dalam waktu yang lama," tutur Eri kala berbincang dengan SuaraJogja.id di kediamannya, Selasa (12/10/2021).

Baca Juga:BEI Kaji Rencana Transaksi Saham Menggunakan Robot Trading

Eri mengungkapkan, setelah enam bulan berlalu, tepatnya pada awal tahun ini ia diminta untuk membuat sebuah robot. Permintaan itu datang dari salah seorang yang sudah sering membeli lukisannya.

"Jadi kenalan saya yang dari Tiongkok ini meminta saya untuk dibuatkan robot berbahan material besi rongsok. Bahkan dia sudah mengirim uang muka ke saya," ujarnya.

Karena sudah mendapat uang muka, maka ia memberanikan untuk merakit sebuah robot yang ada di film Transformer. Baginya ini adalah hal yang baru karena belum pernah membuatnya.

"Awalnya hanya coba-coba, pertama kali buat robot seperti di film Transformers butuh waktu satu bulan. Saya dan pegawai saya sempat lembur karena baru pertama kali," ujar pria yang pernah berkuliah di jurusan Seni Kriya Logam ISI Jogja pada 1999 itu .

Robot yang pertama kali diproduksinya itu, kata Eri, menghabiskan lima unit sepeda motor bekas. Diketahui robot itu tingginya 2,5 meter.

Baca Juga:Facebook Gunakan Robot untuk Pasang Kabel Serat Optik di Daratan

"Untuk bobotnya sendiri bisa mencapai 200-300 kilogram. Robotnya kemarin terjual Rp25 juta," jelasnya.

Ketika proses merakit robot kendala yang dihadapi ialah harus menyesuaikan bahan-bahan yang ada. Pasalnya, tidak semua bagian sepeda motor yang sudah dipreteli punya ukuran yang sama.

"Jadi awal-awal itu memang harus mempelajari, ini dipasang dimana supaya. Perlahan kalau sudah hafal jadi gampang, sekarang dalam sebulan bisa membuat lima sampai tujuh robot," paparnya.

Proses perakitan robot menyerupai Transformers di Er Studio Art, Kauman , Gilangharjo, Pandak, Bantul - (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)
Proses perakitan robot menyerupai Transformers di Er Studio Art, Kauman , Gilangharjo, Pandak, Bantul - (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

Menurut pria yang sudah menekuni dunia seni sejak 2006 silam itu, motor-motor bekas buatan tahun 1970-1980 yang didapat di sekitar DIY. Motor itu rata-rata sudah tidak hilang dokumen resminya.

"Rata-rata motor yang dipreteli di sini yaitu Honda tahun 75 ataupun Yamaha yang sudah enggak ada surat-suratnya. Satu unit motor bekas biasanya dihargai Rp500 sampai Rp800 ribu tergantung kondisinya," katanya.

Meski begitu, terkadang ia mendapat motor yang masih lengkap surat-suratnya, sehingga motor itu tidak jadi dipreteli tetapi disimpan untuk direstorasi kembali.

"Kadang ada motor yang masih lengkap surat-suratnya. Ya sudah tidak jadi saya preteli, saya simpan sendiri untuk direstorasi," imbuhnya.

Sukses membuat robot pertamanya, tiga bulan kemudian pihaknya kebanjiran pesanan untuk membuat robot serupa. Paling banyak robot itu dijual lalu dikirim ke Tiongkok. Bahkan ada yang pernah pesan 10 robot.

"Robot yang dibeli dari saya, biasanya dijual lagi di sana. Pembelinya kebanyakan pebisnis," katanya.

Adapun robot termahal harganya Rp60 juta berbentuk gajah. Robot tersebut laku terjual tiga bulan yang lalu.

Proses

Sebelum membuat satu unit robot, langkah pertama yang dikerjakan ialah mempreteli sepeda motor. Bagian sepeda motor seperti yang terbuat dari plastik, ban, dan kabel tidak terpakai.

Lalu dibersihkan menggunakan bensin dan sabun. Selesai dibersihkan, perakitan robot dimulai dari kaki hingga ke kepala.

Proses perakitan robot menyerupai Transformers di Er Studio Art, Kauman , Gilangharjo, Pandak, Bantul - (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)
Proses perakitan robot menyerupai Transformers di Er Studio Art, Kauman , Gilangharjo, Pandak, Bantul - (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

"Setelah melalui semua proses itu baru dilas agar menjadi satu kesatuan dan kokoh," terangnya.

Ia mengatakan, setelah jadi baru masuk ke proses pengecatan. Butuh waktu kurang lebih dua hari agar cat benar-benar kering.

"Cat di robot baru kering sekitar dua hari. Untuk urusan warna ada yang memang diminta oleh si pemesan dan ada juga dari saya pilih sendiri," ujar pria lulusan Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) Bantul itu.

Awalnya jumlah karyawannya hanya ada enam orang. Namun, seiring banyaknya pesan yang masuk maka dia merekrut lagi enam orang.

"Jadi total ada 12 orang karyawan. Dengan bantuan mereka, dalam waktu satu bulan menghasilkan kurang lebih lima unit robot," ucapnya.

Ihwal desain robot, sambungnya, kebanyakan pemesan tidak meminta secara spesifik bentuknya seperti apa. Hanya bermodalkan kepercayaan, pembeli menyerahkan kepada Eri untuk merancangnya.

"Jadi modal percaya saja. Tidak ada pesanan khusus, yang penting berbentuk robot saja. Karena mereka sudah kenal lama dengan saya," tuturnya.

Sejauh ini total robot yang sudah dibuat ada 30 robot.

Salah seorang pegawainya Prambudi menuturukan, ia sudah bekerja di Er Studio Art selama lima tahun. Menurutnya, merakit robot cukup rumit karena hal yang baru.

"Sebelumnya sama sekali belum pernah rakit robot. Beda dengan Mas Eri yang paham soal anatomi seni itu seperti apa," terangnya.

Selama mengerjakan robot, kata Prambudi, yang paling sulit untuk dirakit ialah merapatkan antar komponen. Sebab, bahan-bahannya berasal dari motor bekas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak