"Dapatnya kontrakan. Kemarin sewa Rp18 juta pertahun. Ya sekarang bisa tinggal dan bisa tidur dulu di sana," katanya.
Surtijah menggantungkan hidupnya dengan berdagang barang kelontong dan rokok. Suaminya terpaksa dirumahkan karena terdampak pandemi Covid-19. Sehingga di tempat baru Surtijah memutuskan berjalan lagi untuk memenuhi kebutuhannya.
Tinggal di atas tanah berstatus Magersari, Surtijah tak mampu berbuat banyak. Pasalnya tanah tersebut hanya Pinjaman saja dari Raja Keraton terdahulu. Sehingga bisa diminta sewaktu-waktu ketika raja membutuhkan.
"Ya bagaimana, kita tinggal di atas tanah raja kan. Kalau mau diminta kita tidak bisa apa-apa, jadi pasrah saja. Padahal waktu zaman Sri Sultan HB IX, warga yang tinggal di atas tanah Magersari bisa dicarikan ke daerah Gunung Sempu, Bantul. Sekarang (Sri Sultan HB X) kan beda to, sonsoyo meneh dijaluki," katanya.
Baca Juga:Laga Lawan PSIM Yogyakarta Berakhir Imbang, Suporter Persis Solo Singgung Liga 1
![Sebuah pintu berbahan seng (warna hijau) menutup lokasi pembangunan Benteng Wetan Keraton Yogyakarta di Jalan Mangunnegaran, Kelurahan Penembahan, Kemantren Gondomanan, Kota Jogja, Rabu (13/10/2021). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/10/13/78234-revitalisasi-benteng-keraton-yogyakarta.jpg)
Ke-8 rumah warga yang terdampak sudah menerima kompensasi. Surtijah mengatakan mendapat sekitar Rp60 juta. Saat ini pihaknya masih berupaya membereskan rumahnya untuk segera berpindah sebelum Desember 2021.
Berbeda dengan Surtijah, warga lain yang berada di Jalan Brigjend Katamso, Gondomanan yang juga memiliki toko bahan roti, Afin juga terdampak dari pembangunan Benteng Wetan Keraton. Saat ini bangunan rumah tokonya sudah dibongkar.
Afin mengatakan pihaknya juga sudah menerima kompensasi yang dia anggap ganti untung. Saat ini dirinya berpindah ke lokasi yang masih di Jalan Brigjend Katamso.
"Ya kemarin termasuk cepat ya saya pindah sekitar Agustus 2021 lalu bulan Oktober ini dibongkar," katanya.
Lebih lanjut dirinya tak banyak mempersoalkan dengan kepindahannya. Hingga kini dirinya masih bisa beraktivitas seperti biasanya.
Baca Juga:Magnitudo Cuma 4,8, Mengapa Gempa Yogyakarta Terasa Sangat Kuat?
Sosialisasi sejak 2020