Hingga kini, ia dan keluarganya masih tetap berjualan seperti biasa. Belum ada dari Pemda DIY mendatangi tempatnya terkait revitalisasi benteng.
"Belum ada, karena tidak ada informasi, saya tetap berjualan saja," kata dia.
Berbeda dengan warga di Jalan Brigjend Katamso, warga Panembahan di Jalan Mangunnegaran yang berada di barat jalan setempat hanya bisa pasrah.
Surtijah (63) warga Panembahan yang sejak lahir tinggal di selatan Benteng Keraton harus segera angkat kaki sebelum Desember 2021.
Baca Juga:Laga Lawan PSIM Yogyakarta Berakhir Imbang, Suporter Persis Solo Singgung Liga 1
"Ada 8 rumah ke selatan yang tergusur. Mei 2021 kemarin sudah dipanggil dan diberi uang kompensasi. Kalau saya dapat Rp60 juta untuk satu bangunan itu," jelas Surtijah ditemui di kediamannya.
Lebih lanjut, Surtijah bersama 8 orang keluarganya sudah mendapat tempat baru. Namun dia hanya mengontrak karena uang senilai Rp60 juta tidak akan cukup membeli rumah atau tanah.
"Per tahun Rp18 juta di kontrakan yang baru ini, ya sekarang yang penting bisa tinggal dulu," kata dia.
Wanita yang menggantungkan hidupnya dengan berjualan di toko kelontong itu sudah mulai berkemas. Awal November 2021 nanti dia dan keluarga baru akan berpindah.
Terpisah, Camat Gondomanan, Subarjilan mengatakan bahwa aktivitas di Benteng Keraton Wetan itu hanya perataan bangunan yang sudah dibeli pihak Pemda DIY.
Baca Juga:Magnitudo Cuma 4,8, Mengapa Gempa Yogyakarta Terasa Sangat Kuat?
"Iya itu dibongkar setelah bangunan dibeli. Kalau selanjutnya akan dibangun ke selatan atau bagaimana? saya tidak begitu paham, bisa ditanyakan ke Dinas Kebudayaan DIY," kata dia.