Anak Bill Gates Dikabarkan Tak Mualaf meski Akad Nikah secara Islam, Ini Alasannya

Jennifer Gates dan Nayel Nassar mengucap janji suci yang dilakukan secara Islam.

Eleonora PEW
Senin, 18 Oktober 2021 | 11:07 WIB
Anak Bill Gates Dikabarkan Tak Mualaf meski Akad Nikah secara Islam, Ini Alasannya
Putri Bill Gates, Jennifer Kathrine dan Nayel Nassar (Instagram)

SuaraJogja.id - Anak Bill Gates, Jennifer Gates, ramai diperbincangkan publik karena pernikahannya pada Jumat (16/10/2021) lalu.

Pernikahan putri sulung Bill Gates dengan Nayel Nassar, kekasihnya, dilangsungkan secara Islam melalui akad nikah.

Namun kabarnya, putri duda terkaya di dunia itu tidak pindah agama Islam atau mualaf.

Jennifer dan Nayel mengucap janji suci yang dilakukan secara Islam. Ijab kabul dilaksanakan di taman seluas 142 hektare di North Salem, New York, Amerika Serikat itu hanya dihadiri oleh 300 tamu undangan.

Baca Juga:Akad Digelar Secara Islam, Pernikahan Putri Bill Gates Berbiaya Rp28 Miliar

Pernikahan itu digelar secara mewah di lapangan kuda seharga Rp2 triliun. Mengutip Daily Mail, pernikahan itu menelan biaya hampir Rp28 miliar.

Dilansir Hollywood Life, Jennifer Gates yang berusia 25 tahun tampak cantik dalam balutan busana karya Vera Wang. Ia didampingi oleh kedua orang tuanya, Bill Gates dan Melinda.

Pernikahan itu juga diwarnai dengan kehadiran band Coldplay menjadi pengisi acara. Laman The New York Post menulis bahwa pernikahan ini merupakan perayaan terbesar.

Meski menikah secara muslim dan melalui akad nikah, tetapi belum bisa dipastikan apakan Jennifer juga akhirnya memeluk Islam. Isu itu beredar di kalangan komunitas muslim tempat Nayel menetap. Hal itu lantaran belum ada kabar soal mualafnya Jennifer.

“Bisa jadi mereka menikah dengan mempelai wanita masih memeluk agama berbeda dengan Nayel. Menikah beda agama di AS cukup bebas, ini bukan isu yang serius,” ujar seorang sumber.

Baca Juga:Resmi Nikahi Pria Muslim, Putri Bill Gates Jadi Mualaf?

Di sisi lain, menikah dengan berbeda agama bukanlah hal yang sulit untuk mendapatkan dokumen pemerintah. Dilansir laman medcom, seorang akademisi Indonesia yang bekerja di Universitas California di Riverside, Muhammad Ali, mengatakan kelompok-kelompok agama di Indonesia bisa saling belajar dan menghargai.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak