SuaraJogja.id - Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DI Yogyakarta terus mendalami kasus peredaran narkotika jenis sabu di sebuah spa Jalan Magelang, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman. Petugas telah memeriksa sebanyak delapan saksi termasuk tersangka untuk menelusuri pelanggan yang diduga mengonsumsi sabu tersebut.
"Ada sekuriti yang kami periksa. Selain itu, manajer operasi juga sudah kami periksa, termasuk tiga tersangka itu. Totalnya ada delapan orang yang sudah diperiksa," kata Kepala BNNP DIY Andi Fairan saat konferensi pers di kantor BNNP DIY, Senin (8/11/2021).
Lebih lanjut pihaknya juga akan menelusuri siapa saja pelanggan yang ikut mengonsumsi dan terlibat dalam kasus itu.
"Kami masih mendalami apakah ada orang atau konsumen yang terlibat dalam kasus yang terjadi di sana," katanya.
Baca Juga:Spa Jadi Klaster Peredaran Narkotika, Kepala BNNP DIY: Jangan Sampai Ini Meluas
Bukan tanpa alasan penelusuran itu dilakukan. Pasalnya dari penyelidikan BNNP, tersangka yang mengelola spa tersebut sudah menerima 43 kali sabu tersebut.
"Sudah 43 kali tersangka ini menerima barang dari Medan. Patut diduga sabu itu tidak hanya dikonsumsi oleh tersangka, tapi juga kemungkinan dikonsumsi oleh pelanggan yang datang," ujar Andi.
Kendati demikian, BNNP DIY belum mengetahui bagaimana tersangka menawarkan barang haram tersebut ke pelanggan. Pihaknya masih mendalami kasus tersebut.
Pada saat ini operasi spa tersebut ditutup sementara. Sejumlah BNN line dipasang sembari mengungkap kasus dan fakta lain dari terungkapnya kasus itu.
Andi mengaku bahwa sejauh ini klaster spa menjadi kecurigaannya sebagai tempat peredaran gelap narkotika. Sebelumnya daftar klaster yang menjadi kewaspadaan BNNP antara lain, indekos serta tempat hiburan malam.
Baca Juga:Spa di Jogja Terciduk Edarkan Sabu 43 Kali, Begini Cara Pengelola Lakukan Transaksi
"Kami ingin menyampaikan ke masyarakat, bahwa memang betul tempat spa atau panti pijat ini menjadi lokasi peredaran narkotika. Sehingga harus diawasi bersama," kata dia.
- 1
- 2