Klaster Takziah Bantul, 22 Orang Tanpa Gejala Dirawat di RSLKC Bambanglipuro

Kepala RSLKC Bambanglipuro dr Tarsisius Glory mengatakan, puluhan pasien Covid-19 itu berstatus orang tanpa gejala (OTG).

Eleonora PEW | Rahmat jiwandono
Rabu, 10 November 2021 | 18:05 WIB
Klaster Takziah Bantul, 22 Orang Tanpa Gejala Dirawat di RSLKC Bambanglipuro
Rumah Sakit lapangan khusus COVID-19 di Bambanglipuro, Bantul, Senin (13/4/2020). [Suarajogja.id / Mutiara Rizka]

"Munculnya klaster baru merupakan peringatan bahwa masyarakat yang mulai abai prokes bisa memunculkan paparan Covid-19," kata Halim.

Meski kondisi pandemi di Bumi Projotamansari sudah semakin menurun dan orang yang terpapar virus corona pun sudah menurun, tetapi jika banyak yang tidak memakai masker, maka kasus Covid-19 bisa melonjak.

"Ini yang harus disadari. Padahal pada akhir tahun targetnya seluruh warga Bantul sudah tervaksin karena itu tameng dari dalam," terangnya.

Dengan munculnya klaster-klaster Covid-19, pihaknya akan melakukan tracing secara masif.

Baca Juga:Delapan Kalurahan di Sleman Kini Masuk Zona Merah Covid-19

"Adanya klaster baru akan kami lakukan tracing secara masif untuk mencegah supaya penularan virus corona tidak semakin meluas," ujarnya.

Sebelumnya, di Kalurahan Argorejo, Kapanewon Sedayu, Bantul muncul klaster takziah. Setidaknya 21 orang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19.

Klaster takziah itu muncul karena ada seorang warga Kalurahan Argorejo berinisial M (22) meninggal dunia saat dirawat di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Ia meninggal pada 2 Oktober 2021 lalu.

Meski sudah tahu bahwa M positif Covid-19 tetapi pihak keluarganya menolak untuk dimakamkan secara prokes.

Baca Juga:DIY Tambah Kasus Covid-19 Terbanyak di Indonesia, Gita Sinaga Jawab Kemungkinan Mualaf

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak