Perhatian! 5 Makanan Penyebab Kelenjar Getah Bening, Jangan Dimakan Yah!

Kelenjar getah bening tidaklah berbahaya bagi tubuh, namun kelenjar getah bening dapat terserang penyakit yang mengindikasikan bahwa tubuh tengah terinfeksi suatu virus.

Pebriansyah Ariefana
Rabu, 17 November 2021 | 12:58 WIB
Perhatian! 5 Makanan Penyebab Kelenjar Getah Bening, Jangan Dimakan Yah!
Ilustrasi makanan pedas (Unsplash/Nick Karvounis)

SuaraJogja.id - Kelenjar getah bening merupakan bagian dari sistem limfatik yang berfungsi untuk melawan kuman, virus, dan parasit penyebab infeksi serta membasmi sel kanker, dan menghancurkan zat beracun yang masuk ke dalam tubuh. Simak makanan penyebab kelenjar getah bening.

Kelenjar getah bening tidaklah berbahaya bagi tubuh, namun kelenjar getah bening dapat terserang penyakit yang mengindikasikan bahwa tubuh tengah terinfeksi suatu virus dan memerangi virus tertentu atau terdapat banyak imun tubuh yang diproduksi tubuh.

Kelenjar tersebut terdapat di berbagai bagian tubuh, seperti leher samping, ketiak, dada, perut, selangkangan, dan di atas tulang selangka. Secara umum, ada dua penyakit yang cukup sering terjadi pada kelenjar getah bening yaitu infeksi dan kanker getah bening.

Gejala utama penyakit kelenjar getah bening adalah munculnya benjolan atau pembengkakan di bawah kulit, yang terasa ketika disentuh. Selain benjolan, gejala lain yang bisa terjadi adalah demam, kemerahan pada kulit, merasa lemas, berkeringat di malam hari, dan berat badan menurun.

Baca Juga:7 Makanan Khas Kalimantan Barat Unik dan Enak, Asam Pedas Tempoyok Hingga Ale-Ale

Selain virus sebagai pemicu, adapun makanan penyebab kelenjar getah bening yang sebaiknya dihindari. Makanan-makanan ini berpotensi menyebabkan penyakot kelenjar getah bening mengalami pembengkakan karena dapat memicu infeksi dan peradangan dalam tubuh, antara lain:

1. Makanan yang Terlalu Pedas

Ilustrasi Sambal Khas Indonesia. (Freepik)
Ilustrasi Sambal Khas Indonesia. (Freepik)

Makanan yang terlalu pedas memicu pita suara dan tenggorokan meradang atau iritasi. Selain itu, makanan pedas juga memicu asam lambung naik dan mengiritasi tenggorokan dan lambung. Iritasi pada saluran pencernaan inilah yang membuka celah bagi patogen lain untuk menginfeksi tubuh manusia akibat iritasi pada tenggorokan.

2. Makanan Tinggi Gula

Makanan tinggi gula yang dimaksud adalah baik gula asli maupun gula tambahan. Terlalu banyak mengonsumsi gula di dalam tubuh, dapat memicu munculnya reaksi peradangan dan tubuh mudah terinfeksi virus atau bakteri.

Baca Juga:5 Makanan Penyebab Kelenjar Getah Bening, Yuk Hindari Jika Berisiko!

3. Makanan yang Tidak Higienis

Sebelum membeli makanan-makanan tertentu, pastikan tempat dan penyajian makanna tersebut sudah cukup higienis. Ketika makanan terpapar bakteri, virus, atau jamur kemudian dikonsumsi, kemungkinan besar tubuh akan merespon dengan sistem kekebalan tubuh yang aktif, seperti batuk, sakit tenggorokan, radang amandel, sakit perut, diare dan lain-lain.

4. Gorengan

Ilustrasi gorengan (Unsplash.com)
Ilustrasi gorengan (Unsplash.com)

Jumlah asam lemak yang tidak seimbang antara omega-3 dengan omega-6 dapat memicu inflamasi yang berlebihan. Untuk menggindari peradangan hingga pembengkakan kelenjar getah bening, konsumsi makanan yang digoreng (deep fried) serta alteratif lainnya dengan mengganti minyak menjadi minyak zaitun untuk memasak dengan suhu lebih rendah seperti di tumis.

5. Makanan Kurang Matang

Pada makanan yang dikonsumsi denga keadaan tak matang seutuhnya dapat menyebabkan kelenjar getah bening. Bakteri, virus dan jamur juga berpeluang masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang tidak dimasak sempurna atau mentah, misalnya daging, sayur, dan susu yang belum dipasteurisasi.

Beberapa jenis mikroorganisme patogen yang biasanya terdapat di makanan adalah salmonella, Staphylococcus aureus, E.coli, virus Hepatitis A, dan lain-lainnya.

Itulah lima makanan penyebab kelenjar getah bening, dan sebaiknya dihindari serta memilih pola hidup sehat. Apabila telah mengalami gejala-gejala penyakit kelenjar getah bening ada baiknya untuk segara menghubungi dokter.

Kontributor : Kiki Oktaliani

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak