"Saya menggelar sajadah di saf paling belakang di atas aspal istana. Saya saksikan banyak Paspampres yg jaga berdiri tegak siaga. 'Oh Bapak Presiden sudah di dalam Masjid', pikir saya. Fine. Lalu saya duduk di atas sajadah dengarkan khotbah Khatib," lanjutnya.
"Gak gitu lama, seseorang menggelar sajadah persis di sebelah saya. Beliau pramusaji senior di istana. Pramusaji itu sebutan buat pelayan di istana. Tugasnya antara lain menyajikan makan minum untuk Bapak Presiden dan tamu2 Presiden,"
"Saat itu beliau sudah cukup sepuh. Sudah puluhan tahun mengabdi di istana. Setelah bbrp saat duduk, dia bertanya ke saya, 'Lho Pak Presiden emang sudah di masjid?' Dia bertanya gitu mungkin setelah melihat banyak Paspampres siaga di semua sudut masjid.
"Saya jawab, 'Iya sudah. Emang kenapa pak?"
Baca Juga:Peringatan Hari Santri di Manado, Wali Kota Andrei Angouw Sebut Gus Dur Jadi Teladan
"Dgn muka bingung, dia ngomong, 'Astagfirullah al adzim. Subahannallah...' sambil mengusap wajahnya dg kedua telapak tangannya," ceritanya.
"Lah.., kenapa Pak Warno?'. Namanya mmg Pak Warno dari Purworejo"
"Mas Priyo, barusan saja, sebelum saya ke sini, saya menyajikan teh manis untuk Bapak Presiden di ruang kerja. Huallahi', jawabnya dg wajah mau nangis. Beliau minta teh anget," tambahnya.
"Ah, serius paak?" sergah saya.
"Iya maaaas. Masa saya bohong sih?" ucap Pak Warno meyakinkan.
Baca Juga:Said Aqil Isyaratkan Maju Calon Ketua PBNU Ketiga Kalinya, Tiru Gus Dur
"Begitu kejadiannya. Silahkan dianalisa sendiri. Selamat malam. Bless you all. Sbg catatan saja, saat itu memang Presiden Gus Dur sudah berada di masjid. Seperti biasa, setelah salat, dilaksanakan dialog terbuka dg masyarakat. Dialog bebas. Kita sport jantung spt biasa," tambah Priyo.
Priyo sendiri tercatat tidak hanya kali ini saja bercerita mengenai sosok Gus Dur. Ia beberapa kali menuangkan pengalaman berkesan saat bertugas sebagai ajudan mendampingi Gus Dur ketika menjadi presiden.