4 Sifat Wajib Bagi Para Rasul, Patut Diteladani Khususnya Bagi Pemimpin

Sifat wajib bagi para rasul perlu diketahui sebagai umatnya agar bisa dijadikan tuntunan dan contoh dalam kehidupan sehari-hari.

Pebriansyah Ariefana
Kamis, 25 November 2021 | 10:35 WIB
4 Sifat Wajib Bagi Para Rasul, Patut Diteladani Khususnya Bagi Pemimpin
Ilustrasi Nabi Muhammad (pixbay)

SuaraJogja.id - Rasul merupakan orang pilihan sekaligus kekasih Allah SWT. Sifat wajib bagi para rasul perlu diketahui sebagai umatnya agar bisa dijadikan tuntunan dan contoh dalam kehidupan sehari-hari.

Sifat wajib yang dimiliki para rasul merupakan sifat mulia yang diberikan Allah SWT kepada mereka. Sifat itu telah melekat di setiap diri para rasul.

Jadi sifat ini pasti dimiliki para rasul. Jika tidak memiliki sifat itu, maka tidak bisa disebut rasul.

Sehingga sifat-sifat itu bisa dijadikan contoh atau sebagai teladan bagi para pengikut atau umatnya.

Baca Juga:Gus Baha Bongkar Ibadah yang Bikin Setan Jengkel, Ternyata Bukan Salat

Sifat mulia itu sebagai penanda bahwa para rasul benar-benar merupakan utusan yang dipilih Allah. Para rasul bersifat maksum, mereka terjaga dari sifat yang buruk dan selalu menebarkan sifat-sifat yang baik.

Ilustrasi berdoa (pixbay)
Ilustrasi berdoa (pixbay)

Sebagai umat Islam, kita bisa mencontoh dan meneladani sifat atau sikap yang dikerjakan para rasul. Selain perbuatan baik, hal itu juga sebagai bentuk penguatan iman kita kepada Allah. Percaya kepada rasul termasuk enam rukun iman dalam Islam.

Berikut sifat wajib bagi para rasul yang perlu diketahui:

1. Shiddiq

Secara bahasa, Shiddiq mempunyai arti benar. Segala sesuatu yang datang dari nabi, baik itu perkataan, perbuatan maupun ketetapan merupakan hal yang benar. Sebab para rasul dijaga langsung oleh Allah SWT.

Baca Juga:Hotman Paris Unggah Video Kajian Islam Habib Novel, Netizen: Mualafnya Kapan Bang?

Sangat mustahil nabi bersikap pembohong. Maka dalam pendapat lain disebutkan jika Shiddiq juga bermakna jujur. Apa yang dibawa rasul sesuai dengan kenyataan.

Sifat Shiddiq ini dijelaskan dalam Al Quran Surah Maryam ayat 41, yang artinya:

“Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam kitab (Al Quran), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan seorang nabi.” (Q.S. Maryam: 41)

2. Al Amanah

Ilustrasi kaligrafi nama Nabi Muhammad berbentuk hati. (Shutterstock)
Ilustrasi kaligrafi nama Nabi Muhammad berbentuk hati. (Shutterstock)

Secara bahasa, Al Amanah artinya dapat dipercaya. Para rasul merupakan utusan Allah yang diberi amanah untuk menyampaikan wahyu. Para rasul dianggap mampu untuk mengemban amanah yang diberikan Allah. Maka Allah mempercayai para rasul untuk menyampaikan wahyu kepada umatnya.

Sifat ini dijelaskan dalam Al Quran Surah Asy-Syuara ayat 106-107, yang artinya:

"Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu.” (Q.S. Asy-Syuara: 106- 107)

Sifat rasul yang dapat dipercaya ini perlu kita contoh dalam kehidupan sehari-hari. Terutama bagi seseorang yang saat ini menjadi pemimpin. Jangan sampai kita berkianat kepada siapapun, terutama kepada Allah SWT.

3. Tabligh

Secara bahasa, Tabligh mempunyai makna menyampaikan. Para rasul meyamlaikan wahyu dari Allah kepada umatnya. Sehingga wahyu itu bisa dijadikan pedoman bagi para manusia di dunia.

Rasul selalu meyampaikan semua wahyu yang datang dari Allah, tidak ada yang disembunyikan. Rasul tidak memiliki sifat kitman, yang bermakan menyembunyikan wahyu.

Isi pokok dari sifat tabligh yakni perintah untuk menyeru kepada kebenaran dan mencegah terhadap kemungkaran.

Dalam sebuah riwayat dijelaskan, Sahabat Ali bin Abi Talib ditanya tentang adakah wahyu yang tidak disampaikan Rasul, lantas beliau menegaskan:

"Demi Zat yang membelah biji dan melepas napas, tiada yang disembunyikan kecuali pemahaman seseorang terhadap al-Qur’an.”

Penjelasan itu berkaitan dengan Surah Al Maidah ayat 67, yang artinya:

“Wahai rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.” (Q.S. Al-Maidah:67)

4. Fatanah

Secara bahasa fatanah memiliki arti cerdas. Nabi tidak mungkin memiliki sifat Baladah yang berarti peluapa atau tidak cerdas. Dalam menyampaikan wahyu diperlukan kemampuan dan strategi khusus agar hukum Allah bisa diterima manusia.

Kecerdasan rasul dibuktikan saat Rasul menengahi perselisihan peletakan hajar aswad. Saat itu ada perselisihan di kabilah mekah ketika akan meletakkan hajar aswad diletakkan di atas kabah.

Rasul lantas menyeru ke semua kelompok agar batu diletakkan di atas kain. Lantas orang-orang diperintah untik memegang di setiap ujungnya. Mereka bersama-sama mengangkat batu itu sampai di atas kabah.

Demikian penjelasan mengenai sifat wajib bagi para rasul. Semoga kita bisa meneladani sifat mulia itu dan mengamalkannya.

Kontributor : Muhammad Aris Munandar

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini