Sedang Tren, Pakar TI UGM Minta Masyarakat Waspadai Fitur Instagram Challenge 'Add Yours'

Pakar TI UGM menyebut pelaku penipuan memanfaatkan kelengahan korban untuk mencari data pribadi dari korban.

Galih Priatmojo
Jum'at, 26 November 2021 | 16:36 WIB
Sedang Tren, Pakar TI UGM Minta Masyarakat Waspadai Fitur Instagram Challenge 'Add Yours'
Viral Challenge 'Add Yours' Instagram Jadi Modus Penipuan Terbaru. (Twitter/@ditamoechtar)

SuaraJogja.id - Pakar Teknologi Informasi UGM Ridi Ferdiana meminta masyarakat untuk mewaspadai fitur stiker Add Yours di Instagram.

Diketahui, penggunaan stiker yang berisikan tantangan menjawab pertanyaan atau mengunggah informasi tertentu, tengah menjadi tren di kalangan pengguna Instagram.

Ridi menjelaskan, melalui fitur tersebut pengguna dapat mengikuti maupun memulai sebuah tantangan yang bisa dilanjutkan pengguna Instagram lainnya. Misalnya tantangan menyebutkan nama panggilan, tempat tanggal lahir, kota yang pernah ditinggali hingga menunjukkan tanda tangan.

"Instagram Challenge pada dasarnya adalah sebuah aktivitas tantangan yang diarahkan oleh pengguna Instagram kepada pengguna Instagram lain. Tujuannya adalah meningkatkan komunikasi dan interaksi sesama Instagram. Hal ini penting sekali bagi pemegang brand, perusahaan, atau figur yang hendak meningkatkan followers atau lalu lintas komunikasi," kata dia, lewat keterangan tertulisnya, Jumat (26/11/2021). 

Baca Juga:Dalami Kekerasan Seksual yang Diduga Libatkan Mahasiswa UGM, Tim Etik Diberi Waktu 3 Bulan

Ia menjelaskan, secara sederhana yang dilakukan adalah seorang pengguna Instagram memberikan tantangan. Kemudian setiap yang mengikuti tantangan akan diberi hadiah dengan memberikan tagar, lalu setiap peserta tantangan mengikuti sesuai dengan instruksi tantangan. 

"Namun jika pengguna instagram tidak berhati-hati dalam membagikan foto, justru informasi data diri maupun data privat bisa tersebar dengan mudah. Bisa jadi malah membagikan sesuatu yang bersifat pribadi. Misalnya tanda tangan, nomor KTP, atau data pribadi lainnya," tuturnya.

Menurutnya, tantangan tersebut sangat berbahaya karena menanyakan semua informasi yang sifatnya pribadi. Umumnya informasi tersebut digunakan untuk kegiatan privat seperti perbankan dan kegiatan legal lainnya.

Ridi menyebutkan informasi yang dibagikan dalam tantangan tersebut dapat diakses orang lain dan ada peluang digunakan untuk hal yang tidak bertanggungjawab atau membuka celah untuk kejahatan social engineering.

Social Engineering atau rekayasa sosial menurut KBBI, yakni penggunaan sarana penipuan untuk mendapatkan akses terhadap sistem komputer yang dilindungi oleh kata kunci atau identitas pengguna.

Baca Juga:Bahas Radikalisme, Guru Besar UGM Sebut Pendidikan Agama Kurang Perhatikan Spiritualisme

Pelaku penipuan memanfaatkan kelengahan korban untuk mencari data pribadi dari korban. Lalu data yang diperoleh tersebut bisa dimanfaatkan pelaku untuk mendapatkan keuntungan pribadi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak