BRI Peduli Salurkan Mesin Pencacah Sampah Organik dan Anorganik

Berkat BRI Peduli lingkungan kumuh kini menjadi bersih.

Fabiola Febrinastri | Restu Fadilah
Senin, 13 Desember 2021 | 12:04 WIB
BRI Peduli Salurkan Mesin Pencacah Sampah Organik dan Anorganik
Bank Sampah. (BRI Peduli)

SuaraJogja.id - Sampah pada dasarnya bukan masalah bagi kita. Namun menjadi begitu sangat bermasalah ketika lalai dalam memperlakukannya. Tidak adanya pengelolaan sampah menjadi masalah penting masyarakat khususnya untuk masyarakat kota yang padat penduduk.

Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial. Bahkan, dapat diartikan sebagai masalah kultural karena dampaknya mengenai berbagai sisi kehidupan, baik di perkotaan maupun di pedesaan.

Tentu, permasalahan ini merupakan milik bersama di mana perlu adanya solusi terutama dalam pengelolaan sampah limbah rumah tangga. Bila tidak cepat ditangani secara benar sampah dapat berdampak negatif seperti pencemaran air kali, air tanah, udara, tanah, dan sumber penyakit.

Diusianya yang akan menginjak 126 tahun pada 16 Desember 2021, BRI terus melakukan terobosan dalam memberi kontribusi dan manfaat bagi masyarakat. Salah satunya melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (Corporate Social Responsibility/CSR) “BRI Peduli Pengolahan Sampah Terpadu” mengambil inisiasi BRI Peduli menginisiasi untuk memberikan bantuan berupa Tempat Pengeloaan Sampah Terpadu (Bank Sampah) di dua lokasi di Provinsi DKI Jakarta.

Baca Juga:BRI Peduli Bantu Pengelolaan Sampah Terpadu dan Edukasi Lingkungan Bersih

Lokasi pertama, bantuan diberikan bagi warga RW 01, Kelurahan Pulo Gadung, Jakarta Timur. Sementara lokasi kedua, diberikan kepada warga RW 011, Kelurahan Rawa Badak Utara, Koja, Jakarta Utara.

Di kedua lokasi ini, BRI memberikan bantuan pengolahan sampah terpadu berupa mesin pencacah sampah organik dan anorganik, rumah pengolahan sampah, motor pengangkut sampah, urban farming dan sarana pra-sarana pendukung tempat pengolahan sampah.

Dengan mesin pencacah sampah organik dan anorganik diharapkan warga setempat dapat memilah sampah menjadi sampah organik dan anorganik. Sampah organik yang sudah dipilah bisa dimanfaatkan dan dicacah menjadi pupuk kompos, tambahan pakan ternak, urban farming, bahkan bisa diolah menjadi biogas.

“Dengan program ini, BRI mendorong dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan bersih tanpa adanya sampah yang berserakan, lingkungan tetap sehat, tetap terjaga asri. Semoga bantuan-bantuan ini bisa dimanfaatkan dan dijaga dengan baik oleh warga serta menjadi sarana edukasi bagi masyarkat tentang pentingnya mengolah sampah” ungkap Aestika Oryza Gunarto, Corporate Secretary BRI.

Dampak dari keberadaan tempat Pengelolaan Sampah Terpadu dirasakan sendiri oleh warga RW 001, Kelurahan Pulo Gadung, Jakarta Timur. Kondisi lingkungan setempat yang dulu sering diejek RW terkumuh, namun kini lingkungan tersebut berubah menjadi bersih dan mampu menjadi RW percontohan.

Baca Juga:Gerakan Bebas Sampah Plastik Makin Masif, Bima Arya: Kalau ke Bogor Jangan Bawa Plastik

“Dengan bantuan BRI tersebut, kami tidak perlu menumpang dari RT lain, dulu kita dapat bantuan dari swadaya masyarakat bahkan pak RW mengeluarkan biaya untuk bank sampah itu. Karena dari awalnya kumuh dan jelek, diperlukan perapihan beberapa tahap,” cerita Sri Astuti yang menjabat sebagai Ketua RT 006 di RW 01.

Perempuan berusia 48 tahun ini mengakui ketika itu kondisi lingkungan di RW 01 Kelurahan Pulogadung masih terbilang kotor. Dalam arti, banyak sampah yang berserakan di lingkungan pemukiman penduduk. Mayoritas masyarakat masih memanfaatkan lahan pekarangan untuk tempat pembuangan sampah, serta banyak terdapat selokan yang mampet akibat adanya sampah.

“Mirisnya, saat itu semua RW di Pulogadung sudah memiliki bank sampah, kecuali di RW 01, RW kami” imbuhnya.

Tempat Pengelolahan Sampah Terpadu

Pembangunan bank sampah dimulai pada Oktober 2021. Dengan bantuan BRI, sekarang bank sampah milik RW 01 menjadi lebih bagus. Di mana, dilengkapi toilet serta fasilitas listrik. Warga juga mudah mengambil air. Sebelumnya, mereka selalu kesulitan untuk mengakses hal-hal itu.

“Toiletnya dulu gak ada sekarang ada listrik dan air. Sebelumnya kita susah mengambil air, biasanya ambil air dari orang,” ujarnya.

Ia berinisiatif mengajukan proposal ke BRI karena mendapat saran dari sesama warga di lingkungan.

"Kita diajari dari orang Lingkungan Hidup (LH) untuk bisa mengajukan proposal dan meminta bantuan ke BRI. Ketika mengajukan cairnya cepat gak lama,” katanya.

Proposal yang disampaikan berisi tentang berbagai pokok masalah yang menjadi kebutuhan untuk menjaga lingkungan bersih. Isinya antara lain mengadakan tempat sampah organik dan anorganik untuk mempermudah dalam pengolahan sampah kembali; Pengadaan untuk pengangkutan sampah anorganik yang sudah tidak berguna lagi ke TPS terdekat; Pembuatan poster kesehatan untuk memotivasi masyarakat agar lebih sadar untuk menjaga kesehatan lingkungannya dan memotivasi warga masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah rumah tangga; Penanaman beberapa pohon, agar lingkungan terlihat lebih indah dan asri serta Pengadaan tempat sampah organik dan anorganik, untuk pembuatan poster serta pohon untuk pelengkap dalam penyediaan tempat sampah tersebut.

Kini, Tuti pun sangat bersyukur bisa mendapatkan bantuan CSR dari BRI, sehingga lingkungannya tidak dicap kumuh lagi. Dia berharap ke depannya BRI tidak berhenti memberi bantuan kepada RW 01, karena bantuan BRI itu sangat bermanfaat bagi RW 01.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak