Jalur Evakuasi Merapi Sempat Diperbaiki, Pemkab Sleman Pastikan Semua Layak Dilalui

DPUPKP dan BPBD Sleman siap untuk menindaklanjuti jika memang ada laporan mengenai kerusakan yang cukup parah pada jalur evakuasi.

Eleonora PEW | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 14 Desember 2021 | 16:09 WIB
Jalur Evakuasi Merapi Sempat Diperbaiki, Pemkab Sleman Pastikan Semua Layak Dilalui
[ILUSTRASI] Seorang warga melintasi jalur evakuasi Merapi di Dusun Singlar, Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Senin (13/7/2020). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

SuaraJogja.id - Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Sleman menyatakan semua jalur evakuasi di kawasan lereng Gunung Merapi masih dalam kondisi layak. Dalam artian jalur-jalur itu siap untuk digunakan sewaktu-waktu jika memang aktivitas Merapi kembali meningkat.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Sleman Taufiq Wahyudi menuturkan, kondisi baik jalur-jalur evakuasi itu karena memang sudah ada perbaikan dari beberapa waktu lalu.

"Pascaerupsi lalu beberapa bulan sejak statusnya masih Waspada itu sudah ada perbaikan jalur evakuasi di sekitar Glagaharjo itu. Jadi memang masih layak untuk saat ini," kata Taufiq saat dihubungi awak media, Selasa (14/12/2021).

Taufiq menjelaskan, pihaknya juga bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman terkait dengan perbaikan-perbaikan tersebut, mengingat saat itu status gunung api yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu terus meningkat.

Baca Juga:Aktivitas Gunung Merapi Tak Berkaitan dengan Erupsi Semeru

Hingga sekarang pun, kata Taufiq, pemantauan terhadap jalur-jalur evakuasi itu juga terus dilakukan. DPUPKP dan BPBD Sleman siap untuk menindaklanjuti jika memang ada laporan mengenai kerusakan yang cukup parah pada jalur evakuasi.

Namun hingga saat ini, diakui Taufiq belum ada laporan yang masuk mengenai kerusakan pada jalur evakuasi di wilayah lereng Merapi.

"Saat ini (jalur evakuasi) masih bisa layak untuk evakuasi kalau ada rusak berat pasti kita perbaiki. Kalau ada sudah terekam ke BPBD Sleman lalu akan kontak ke kami," tuturnya.

Disinggung mengenai jalur penambangan pasir, Taufiq menyebut sebenarnya sudah menyediakan jalur tersendiri. Namun jalur itu pada justru jarang dimanfaatkan oleh para truk-truk penambang.

"Tambang pasir itu berada di bawah kendali PUP-ESDM Provinsi. Kita sebenarnya sudah buatkan jalur penambangan di sebelah timurnya tapi kelihatanya penambang tetap pilih yang mulus," ujarnya.

Baca Juga:Volume Kubah Lava Merapi Bertumbuh, BPPTKG Ungkap Jarak Luncur Material jika Runtuh Masif

Hal itu membuat pihaknya tidak bisa berbuat banyak terhadap kondisi tersebut. Ia hanya berharap kepada pemerintah desa agar bisa terus mengingatkan para penambang.

"Itu sudah di luar kewenangan kami. Paling perangkat desa setempat," tandasnya.

Sementara itu Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan terdapat sebanyak 204 ruas jalur evakuasi Gunung Merapi di wilayah Bumi Sembada. Jika dijumlah panjang total jalur evakuasi itu mencapai 316,60 km dan dipastikan semuanya dalam kondisi baik.

Hal itu juga dipastikan dengan SK Bupati No. 81.2/kep.KDH/2019 tentang Jalur Evakuasi Bencana Erupsi Gunung Merapi. Jalur tersebut memang menjadi pioritas untuk dijaga kelayakan dan fungsinya.

"Jalur tersebut semuanya berada di Kapanewon Cangkringan. Kondisi jalur semua dalam keadaan bagus dan masih layak untuk dilewati," ujar Kustini.

Sebelumnya, Gubernur DIY, Sri Sultan HB X meminta pemkab/pemkot mengaktifkan jalur-jalur evakuasi. Sebab dimungkinkan aktivitas gunung tersebut masih akan aktif.

"Dari awalkan [status gunung merapi] sudah siaga jadi mestinya jalan untuk evakuasi setiap untuk persiapan ya memang harus lebih baik," papar Sultan di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Senin (13/12/2021).

Sultan menyebutkan, Siaga menjadi status Gunung Merapi yang paling panjang selama ini. Hal ini membuktikan aktivitas Merapi masih saja tinggi sejak setahun lebih.

Yang terakhir Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran pada Minggu (12/12/2021) pukul 10.00 WIB. Jarak luncur awan panas guguran mencapai 2.000 meter ke arah barat daya.

"[Merapi] masih aktif dalam arti siaga. Jadi, mungkin ini siaga yang paling panjang, ya berartikan memang mengalir terus. Tampaknya juga belum diturunkan, berarti ya tetap siaga," paparnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini