Banyak Ular Masuk Permukiman Saat Musim Hujan, Ini Tips Penanganan dari Damkar Sleman

Jika warga menemui ular sudah berada di dalam rumah, Nawa mengatakan, tidak perlu panik.

Eleonora PEW | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 14 Desember 2021 | 17:15 WIB
Banyak Ular Masuk Permukiman Saat Musim Hujan, Ini Tips Penanganan dari Damkar Sleman
Ilustrasi ular piton. (Pixabay/Kapa65)

SuaraJogja.id - Kemunculan ular liar menjadi salah satu bahaya yang mengancam warga setiap memasuki musim penghujan. Kerap kali ditemukan ular masuk permukiman dan membuat warga resah.

Menanggapi fenomena kemunculan ular di musim penghujan, Kasie Operasional dan Investigasi Damkar Sleman Nawa Murtiyanto memberikan catatan penting dalam penanganannya. Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah tidak melakukan kekerasan atau bahkan hingga membunuh ular yang ditemui itu.

"Penanganan pertama sih jelas jangan dibunuh, karena istilahnya kalau wong jowo itu podo-podo golek pangan," kata Nawa saat dihubungi awak media, Selasa (14/12/2021).

Jika warga menemui ular sudah berada di dalam rumah, Nawa mengatakan, tidak perlu panik. Langkah yang harus dilakukan adalah tetap tenang kemudian melokalisir tempat ular tersebut berada.

Baca Juga:Hingga Pertengahan Akhir 2021, Damkar Sleman Tangani 104 Kejadian Ular Masuk Rumah

Kemudian ketika lokalisir sudah berhasil dilakukan dan memastikan ular tidak bisa berpindah tempat lagi. Kalau memang takut selanjutnya bisa meminta bantuan damkar atau pecinta hewan yang memungkinkan.

"Lokalisir saja artinya titik masuk, titik keluarnya, kalau sudah masuk rumah itu artinya ada celah. Begitu masuk rumah ya kemudian tutup saja biar nanti kemudian panggil damkar atau pemerhati ular kalau memang takut," ungkapnya.

Nawa mengatakan masyarakat tidak perlu ragu untuk melaporkan kejadian non-kebakaran tersebut kepada Damkar Sleman. Justru yang sering ditemui adalah orang sudah terlalu panik dan tidak melakukan lokalisir terhadap ularnya.

"Jangan ragu lapor damkar. Pertama dilokalisir saja, biasanya itu gini karena saking takutnya lupa melokalisir terus telpon begitu telpon petugas dateng ularnya udah pindah. Begitu dicari kan ngga ketemu. Nanti ketemu lagi telpon lagi, kerja dua kali," tuturnya.

Pada intinya, kata Nawa, lokalisir itu bertujuan juga untuk mempermudah penanganan atau proses evakuasi nantinya. Sedangkan membunuh ular juga tidak disarankan karena ular bagian dari rantai makanan di alam.

Baca Juga:Kocak, Kucing Tangkap Ular Malah Nge-prank Pemilik Rumah

"Lokalisir itu agar mempermudah penanganan. Jangan dibunuh karena rantai makanan juga. Kalau daerah di sekitarnya itu banyak tikus kan justru membantu," ujarnya.

Ditambahkan Nawa, setelah berhasil ditangkap ular-ular itu nantinya akan dilepasliarkan kembali ke habitatnya yang jauh dari permukiman warga.

"Setelah ditangkap biasanya kita koordinasi dengan teman-teman BKSDA. Untuk pelepas liaran kita manut mereka. Imbauan intinya jangan dibunuh," tandasnya.

Damkar Sleman mencatat sudah menangani ratusan kejadian non-kebakaran hingga pertengahan akhir tahun 2021 ini. Berdasarkan data tersebut penanganan paling banyak terkait dengan kejadian ular yang masuk rumah atau permukiman warga.

Kasie Operasional dan Investigasi Damkar Sleman, Nawa Murtiyanto mencatat setidaknya ada 104 kejadian atau sekitar 45,41 persen penanganan terkait dengan laporan ular masuk rumah.

Selain ular ada juga penanganan sarang tawon sebanyak 92 kejadian atau sebesar 40,14 persen, ditambah hewan lainnya sebanyak 32 kejadian atau 13,97 persen dan penanganan lainnya ada satu kejadian atau 0,5 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak