Ancaman Varian Omicron, Dinas Kesehatan Bantul Akan Aktifkan Selter Desa

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul Agus Budi Raharja menyampaikan bahwa pihaknya selalu membentengi agar Omicron tak masuk ke Bantul.

Eleonora PEW | Rahmat jiwandono
Jum'at, 21 Januari 2022 | 19:43 WIB
Ancaman Varian Omicron, Dinas Kesehatan Bantul Akan Aktifkan Selter Desa
Kepala Dinas Kesehatan Bantul Agus Budi Raharja memberi keterangan pada wartawan saat melakukan kunjungan Swab PCR warga Pedukuhan Lopati RT 92, Kalurahan Trimurti, Kapanewon Srandakan, Kabupaten Bantul, Sabtu (5/6/2021). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

SuaraJogja.id - Puncak kasus varian Omicron di Indonesia diperkirakan bakal terjadi pada akhir Februari hingga awal Maret 2022. Oleh karenanya, setiap daerah diminta untuk melakukan antisipasi penyebaran Omicron.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul Agus Budi Raharja menyampaikan bahwa pihaknya selalu membentengi agar Omicron tak masuk ke Bantul. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan varian Omicron bisa masuk ke Bumi Projotamansari.

"Potensi Omicron masuk ke Bantul sangat besar karena setiap harinya orang-orang selalu berinteraksi. Yang paling penting adalah mengantisipasi apabila omicron itu masuk, jadi mengantisipasi dan mempersiapkan tata laksana yang harus dilakukan," ungkapnya, Jumat (21/1/2022).

Ia meminta masyarakat tidak perlu khawatir jika ditemukan varian Omicron di Bantul dan seakan-akan penularannya banyak. Begitu ada temuan Omicron, surveilansnya harus selalu jalan yaitu testing, tracing dan treatment.

Baca Juga:Terpapar Varian Omicron, 4 Pasien di Kota Semarang Sudah Dinyatakan Sembuh

"Treatment-nya dengan isolasi karena rata-rata yang terkena Omicron tidak bergejala. Ini penularannya bisa semakin masif karena enggak ketahuan. Kalau ada indikasi itu kami segera lakukan langkah-langkah surveilans," tegasnya.

Meski sudah ditemukan transmisi lokal di sejumlah wilayah di Indonesia, sebagian besar adalah kasus impor. Karena itu, pengawasan terhadap Pegawai Migran Indonesia (PMI) yang pulang akan diskrining lebih ketat.

"Apalagi pelaku perjalanan yang terindikasi positif Covid-19 akan kami screening lebih ketat," ujarnya.

Ihwal tempat isolasi bagi pasien Covid-19, katanya, jawatannya tidak pernah mengendurkan fasilitas pelayanan kesehatan. Rumah sakit darurat sampai hari ini tidak pernah tutup.

"Jadi tetap jalan terus kalau nanti ada yang positif bisa dirawat di sana," katanya.

Baca Juga:Satu Warganya Terpapar Varian Omicron, Dinkes Sukoharjo: Itu Kasus Lama, Sudah Sembuh!

Selain itu, sesuai dengan rapat koordinasi dengan Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan tadi malam, shelter-shelter desa bakal disiagakan lagi. Meski sejauh ini tidak ada pasien yang dirawat di shelter desa bukan berarti tutup.

"Sehingga pada saat dibutuhkan sudah siap. Karena rumah warga itu rata-rata tidak bisa untuk isolasi mandiri makanya kami siapkan shelter desa," tambahnya.

Per hari ini ada 16 warga Bantul yang terkonfirmasi positif Covid-19. Kendati begitu, belum ada yang terpapar varian Omicron.

"Jumlah itu sedikit ada walau peningkatan tapi terkendali, kami masih di level yang penularannya rendah. Puncaknya kan sekitar 40 hari di akhir Februari dan awal Maret 2022 harus siap-siap," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak