"Sama seperti hari Lebaran, ini kan juga untuk sembahyang leluhur satu tahun sekali. Kuenya harus pakai ini," katanya.
Konsisten
Sulistyowati merupakan generasi kedua yang meneruskan usaha kue keranjang. Orang tuanya mulai merintis usaha kue keranjang sejak 1960 lalu.
"Ini meneruskan usaha milik orang tuanya sejak 1960-an," terangnya.
Baca Juga:6 Fakta Imlek: Shio, Makanan Khas, Barongsai hingga Ditetapkan Menjadi Hari Libur Nasional
Selama lebih dari setengah abad, Xiao Li Chen tidak mengubah cara membuat kue keranjang. Bahan baku yang digunakan ialah tepung ketan dan gula pasir.
"Dua bahan itu kemudian diaduk dan dipanaskan selama sembilan jam menggunakan kompor. Lalu adonan dituang ke dalam cetakan," jelas dia.

Cara seperti ini, katanya, masih tergolong tradisional walau sudah banyak produsen lainnya menggunakan cara modern seperti pembuatan dodol. Namun, itu akan mempengaruhi rasa kue Nian Gao tersebut.
"Yang sekarang cara buatnya seperti dodol tapi ada bedanya ada di rasa. Saya konsisten pakai cara lama karena ini dari orang tua saya. Kalau mau yang murah juga bisa tapi kami tidak lakukan," ujarnya.
Baca Juga:Promo Hari Raya Imlek: Ada Diskon Staycation Hingga Tiket Pesawat, Yuk Diburu!