60 Persen Pemukiman Terkena Proyek Tol Jogja-Bawen, PPK Satker Pastikan Tidak Ada Sengketa

Khusus untuk Jogja sendiri memang rata-rata terdiri dari hunian dan persawahan dengan ditambah juga lahan pekarangan.

Galih Priatmojo
Senin, 31 Januari 2022 | 15:50 WIB
60 Persen Pemukiman Terkena Proyek Tol Jogja-Bawen, PPK Satker Pastikan Tidak Ada Sengketa
Trase jalan tol Jogja-Bawen. [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satker Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan (PJBH) Tol Jogja-Bawen, Wijayanto menyatakan tidak ada sengketa terkait dengan pembebasan lahan proyek tol Jogja-Bawen. Walaupun diketahui bahwa proyek itu sendiri berdampak pada kurang lebih 60 persen lahan pemukiman warga.

"Tidak ada (konsinyasi), Jogja aman. (Sengketa) tidak ada juga," kata Wijayanto kepada awak media, Senin (31/1/2022).

Disampaikan Wijayanto lahan terdampak akibat proyek tol Jogja-Bawen itu hampir berimbang baik dari sisi persawahan maupun pemukiman. Dengan prosentase lahan terdampak 40 dan 60 persen.

"Sawah dan pemukiman hampir imbang lah 40-60 persen, yang 60 persen yang perumahan," terangnya.

Baca Juga:Imbau Tak Hamburkan Uang Ganti Rugi Tol Jogja-Solo, Sultan Beri Saran Ini

Sebaran lahan terdampak pun juga hampir merata. Khusus untuk Jogja sendiri memang rata-rata terdiri dari hunian dan persawahan dengan ditambah juga lahan pekarangan. 

"Hampir rapat-rapat kalau di Jogja beda dengan yang lain. Kalau di Jawa Tengah full bisa full perumahan, full sawah, tapi kalau di Jogja hampir sebagian sawah, perumahan, perkarangan," ungkapnya. 

Ia mengakui tidak bisa merinci jumlah KK yang terdampak dari proyek pembangunan ini. Namun dari segi jumlah bidangnya tercatat ada ribuan yang terdampak.

"Totalnya yang kena ada 1.200 bidang tapi KK-nya beda-beda ada yang mungkin satu orang dapat dua," imbuhnya.

Wijayanto mengatakan bahwa pembangunan tol Jogja-Bawen tidak berbarengan dengan tol Jogja-Solo. 

Baca Juga:Dapat Uang Ganti Rugi Tol Jogja-Bawen, Sejumlah Warga di Banyurejo Bersiap Cari Tanah Pengganti

"Tidak (bareng) beda, kan beda badan usaha. Duluan Jogja-Solo, di sana pekerjaan basicnya sudah 20 persen, kalau di sini masih 0 persen baru mau mulai," terangnya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak