SuaraJogja.id - SuaraJogja.id — Suku – suku di Pulau Jawa yang masih ada hingga sekarang, diantaranya, Suku Jawa, Suku Betawi, Suku Sunda, Suku Madura, Suku Bawean, Suku Samin, Suku Osing, Suku Tengger, Suku Badui, Suku Banten, Suku Cirebon, Suku Bagelen.
Pulau Jawa ini merupakan pulau terpadat penduduknya yang ada di Indonesia. Meskipun sebenarnya, luas Pulau Jawa ini menempati urutan ke 5 pulau terbesar yang ada di Indonesia. Karena memiliki penduduk yang banyak, Pulau Jawa juga memiliki suku yang beranekaragam juga.
Ingin tahu lebih jauh mengenai suku – suku tersebut? Yuks, simak ulasan berikut ini. Dilansir dari YouTube chanel Horrorholics pada Rabu (16/2/2022), adapun penjelasan mengenai 12 suku adat di Pulau Jawa adalah sebagai berikut:
1. Suku Jawa
Baca Juga:Menyebar ke Seluruh Daerah dan Luar Negeri, Suku Jawa Disebut Mudah Diterima Banyak Pihak
Merupakan suku dengan populasi terbesar, dengan prosentasi kurang lebih 40 % penduduk Indonesia. Suku Jawa ini memiliki budaya yang bernama kejawen. Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Jawa.
Bahasa jawa terbagi ke dalam berbagai jenis, yaitu ngoko, ngoko alus, krama, krama alus, dan bahasa keraton atau bagongan. Seni yang berkembang di Suku Jawa terpengaruh dari ajaran Hindu – Budha. Salah satu contohnya adalah Wayang yang berasal dari cerita Ramayana dan mahabrata.
Seni khas Suku Jawa diantaranya, Batik, Keris, serta musik gamelan. Budaya Jawa sangat menjunjung tinggi kesopanan dan kesederhanaan dalam perilaku sehari – harinya.
2. Suku Betawi
Merupakan suku yang banyak terdapat di Jakarta, Depok, Bogor, dan sekitarnya. Bahasa yang digunakan Suku Betawi untuk komunikasi sehari – hari adalah Bahasa Indonesia dnegan logat Betawi.
Baca Juga:Simak Baik-Baik, Mitos Larangan Pernikahan Orang Sunda dan Jawa
Suku Betawi memiliki kesenian khas Gambang Kromong, yang merupakan serapan dari seni musik Cina. Kesenian lain yang khas adalah Lenong.
3. Suku Sunda
Suku ini sering juga disebut dengan Urang Sunda. Suku Sunda ini mayoritas menempati wilayah yang ada di Provinsi Banten dan Jawa Barat. Seni tari yang terkenal dari Suku Sunda adalah tari jaipong, tari topeng dan tari merak.
Kesenian wayang golek juga menjadi kesenian kebanggan Suku Sunda, biasanya dipentaskan dengan musik degung lengkap dengan sindennya. Dalam hal kuliner, Suku Sunda memiliki ciri khas penggemar sayuran dan minuman tanpa gula.
4. Suku Madura
Merupakan suku yang tidak hanya tinggal di Pulau Madura saja, melainkan juga di bagian timur Pulau Jawa. Diantaranya, Pasuruan, Banyuwangi, SItubondo, Bondowoso, Probolinggo, Lumajang, Jember, Surabaya Utara, da Malang.
Suku Madura juga dikenal dengan cara bicaraya yang keas dan terdengar kasar. Tetapi mereka juga dikenal dengan hemat, disiplin, dan rajin bekerja. Hampir 99 % Suku Madura beragama islam. Di daerah asalnya, Pulau Madura terdapat banyak sekali pondok pesantren.
5. Suku Bawean
Merupakan suku yang terbentuk karena percampuran antara keturuan Bugis, Makassar, Banjar, Madura, dan Jawa. Suku ini banyak mendiami pulau kecil yang terletak di utara Gresik, Jawa Timur, yang disebut Pulau Bawean.
Namun tidak hanya tinggal di Pulau Bawean, suku ini juga tersebar di beberapa daerah di Pulau Jawa. Suku Bawean ini memiliki budaya-budaya yang terus dilestarikan hingga sekarang, diantaranya, kercengan, cukur jambul, dikker, dan mandiling.
6. Suku Samin
Suku ini memiliki populasi sebanyak kurang lebih 5 persen dari penduduk di Pulau Jawa. Suku Samin ini merupakan pengikut ajaran samin surosentiko yang mempunyai ajaran utama sedulur sikep. Pada tahun 1900 suku ini memiliki peningkatan populasi.
Suku samin sangat menjunjung tinggi nilai kejujuran, persaudaraan, dna tidak sombong. Suku Samin mengisolasi diri sehingga pengetahuan mereka sedikit tertinggal. Bahasa dari suku ini dahulunya adalah ngoko.
Seiring perkembangan zaman, akhirnya Suku Samin tidak mengisolasikan diri. Rumah adat miliki Suku Samin disebut dengan Rumah Sotong.
7. Suku Osing
Daerah asal Suku Osing adalah di Banyuwangi, Jawa Timur. Sampai saat ini, desa asli pedalamanan Suku Asli adalah di Kemiren, Banyuwangi. Bahasa Osing merupakan serapan dari Bahasa Jawa Kuno dan Bahasa Bali dan juga memiliki kemiripan dengan Bahasa Jawa.
Dahulu Suku Osing ini banyak yang menganut agama hindu, namun sekarang mayoritas dari penduduknya sudah menganut agama Islam. Beberapa kesenian daerah Suku Osing, diantaranya, Gandung Banyuwangi, Seblang, Angklung, Tari Barong Kuntulan, Patrol, Janger Jaranan, Kendang Kempul, Angklung Caruk, Jedor,d an Jaran Kincak.
8. Suku Tengger
Merupakan suku yang berasal dari pegunungan Bromo. Selain ada di Tengger Bromo, suku ini juga ada di Malang, Probolinggo, Lumajang, dan Pasuruan. Masyarakat percaya bahwa, cikal bakal Suku Tengger adalah dari Roro Anteng dan Joko Seger.
Suku Tengger ini merupakan masyarakat yang mayoritas memeluk agama hindu. Suku Tengger ini memiliki tradisi yang biasa dilakukan yaitu kasodo, karo, melasti, dan ojung.
9. Suku Badui
Suku Badui ini sering juga disebut dengan Urang Kanekes. Karena kebanyakan dari mereka bermukim di daerah Kanekes. Suku Badui ini tidak mengenal sekolah atau pendidikan formal dna tidak mengenal teknologi. Keseharian Suku Badui adalah bercocok tanam.
10. Suku Banten
Suku Banten atau yang biasa disebut dengan Urang Banten merupakan orang Sunda yang mendiami bekas daerah kesultanan Banten. Sekarang, populasi dari Suku Banten adalah 2,1 % atau sekitar 4.657.000.
Bahasa yang digunakan oleh suku ini adalah Bahasa Banten. Mayoritas dari Suku Banteng memeluk agama islam, hal tersebut tidak lepas dari sejarah Banten yang perah ditempati oleh kerajaan islam terbesar di Pulau Jawa.
11. Suku Cirebon
Suku ini banyak ditemui di daerah Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu. Selain itu, suku Cirebon juga dapat ditemui di sebagian Kabupaten Majalengka, Kuningan, dan Subang.
Suku Cirebon ini memiliki 5 pandangan hidup, diantaranya: Pertama, takutlah kepada Allah SWT. Kedua, Mengusung sifat – sifat terpuji kemanusiaan. Ketiga, utamakan cinta kasih terhadap sesama. Keempat, jauhi pertengkaran. Kelima, jangan serakah dalam hidup bersama.
12. Suku Bagelen
Bagelen merupakan nama sebuah karisedenan di Jawa Tengah pada masa lampau. Karesidenan Bagelen ini terdiri dari daerah Purworejo, Kebumen, dan Wonosobo. Namun sejak tanggal 1 Agustus 1901 karesidenan ini dihapus dan diganti dengan karesidenan Kedu.
Meski populasi Suku Bagelen ini populasinya tidak banyak, namun Suku Bagelen ini masih ada hingga sampai saat ini, dengan keunikan budaya, bahasa, dan tradisi sendiri.
Demikianlah ulasan mengenai 12 suku asli yang ada di Pulau Jawa. Semoga bermanfaat.
Kontributor : Agung Kurniawan