Pengamat Hubungan Internasional Sebut Diplomasi Indonesia dan Rusia Tak Terpengaruh Konflik Rusia-Ukraina

"Mungkin kita juga bisa mendorong Putin untuk lebih cool dalam menghadapi situasi ini."

Eleonora PEW
Sabtu, 26 Februari 2022 | 10:18 WIB
Pengamat Hubungan Internasional Sebut Diplomasi Indonesia dan Rusia Tak Terpengaruh Konflik Rusia-Ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin. [AFP]

SuaraJogja.id - Pengamat Hubungan Internasional UGM Muhadi Sugiono menyebut bahwa konflik geopolitik Rusia dan Ukraina yang tengah terjadi tidak mempengaruhi hubungan diplomasi antara Indonesia dan Rusia. Justru pemerintah Indonesia bisa menyarankan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menekan eskalasi konflik di sana.

"Indonesia dan Rusia tidak ada persoalan ya. Artinya kita masih punya hubungan dekat dengan mungkin kita juga bisa mendorong Putin untuk lebih cool dalam menghadapi situasi ini," kata Muhadi saat dihubungi awak media, Jumat (25/2/2022).

Disampaikan Muhadi, dalam kondisi saat ini Indonesia bahkan bisa untuk tidak hanya menuntut Putin untuk lebih menahan diri. Tetapi pemerintah Indonesia juga bisa mendorong Amerika untuk bisa bernegosiasi. 

"Tetapi juga bagi saya Indonesia bisa tidak hanya menuntut Putin untuk lebih menahan diri tetapi juga kalau mau menghindarkan ini menjadi eskalasi yang lebih besar sebenarnya juga Indonesia harus mendorong Amerika juga untuk lebih bisa bernegosiasi. Dalam artian dengan niatan baik ya artinya tidak niatan saya dalam posisi superior gitu ya," paparnya.

Baca Juga:Serangan Rusia atas Ukraina, Bagaimana Nasib Nikita Mazepin di F1?

"Jadi kalau sekarang kita misalkan zaman dulu (saat Presiden AS) Kennedy itu sampai hampir terjadi perang nuklir di Teluk Babi itu ya situasinya sama seperti sekarang," sambungnya.

Terkait dengan sanksi dari negara-negara lain yang dijatuhkan ke Rusia, kata Muhadi memang sudah dilakukan. Sedangkan untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) masih akan menunggu dari dewan keamanan untuk menggelar sidang terlebih dulu.

"Sanksinya kalau sekarang kan ekonomi yang paling banyak ya, yang paling banyak dilakukan sanksi ekonomi. Itu yang dimaksudkan untuk melumpuhkan perekonomian dan sumber daya Rusia untuk melakukan agresi," ungkapnya.

Sebelumnya, Pemerintah Indonesia menyampaikan empat sikap melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah.

“Pertama, (Indonesia) prihatin atas eskalasi konflik bersenjata di wilayah Ukraina yang sangat membahayakan keselamatan rakyat serta berdampak bagi perdamaian di kawasan,” kata dia dalam pengarahan pers di Jakarta, Kamis.

Baca Juga:Puan Maharani Minta Keselamatan WNI di Ukraina Terjamin dan Tidak Ada yang Terluka

Kedua, kata Teuku, Indonesia menegaskan ditaatinya hukum internasional dan Piagam PBB mengenai integritas teritorial wilayah suatu negara serta mengecam setiap tindakan yang nyata-nyata merupakan pelanggaran wilayah teritorial dan kedaulatan suatu negara.

“Indonesia dalam berbagai kesempatan menekankan penghormatan wilayah integral suatu negara dan penerapan hukum internasional. Bagaimana kita memaknai suatu wilayah karena ini merupakan prinsip kehormatan kedaulatan suatu wilayah,” kata Teuku, yang juga menjabat Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kemenlu.

Indonesia, lanjut dia, tidak berhenti berupaya untuk memberikan keyakinan bahwa perdamaian adalah hal yang terbaik.

Indonesia meminta Rusia dan Ukraina untuk menghindari eskalasi dan serta menyelesaikan konflik di meja perundingan, kata Teuku.

“Ketiga, menegaskan kembali agar semua pihak tetap mengedepankan perundingan dan diplomasi untuk menghentikan konflik dan mengutamakan penyelesaian damai,” kata dia.

Keempat, kata Teuku, Kedutaan Besar RI telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelamatkan WNI di Ukraina sesuai rencana kontingensi yang telah disiapkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini