Hobinya terbawa hingga dewasa dan saat bekerja pun masih kerap mengoleksi koin hingga uang kertas berbagai negara. Koleksinya tak berhenti hanya koin saja, lambat laun dirinya tertarik mengoleksi sejumlah piring hingga barang antik yang diklaim dari Dinasti Ming dan Cing.
Sempat menjadi kontraktor hingga berpindah-pindah pulau, hal itu dia manfaatkan untuk memenuhi birahi hobinya mengoleksi barang antik.
![Bagus Manggala (kaus hitam) sedang melayani pembeli koin kuno saat even Pasar Kangen, Kompleks Kantor Dinas Perpustakaan dan Arsip DIY, Senin (28/2/2022). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/03/01/30180-pasar-kangen.jpg)
"Karena barang antik dan koin-koin ini juga cukup untuk memenuhi kebutuhan saya, akhirnya saya keluar dari pekerjaan saya. Lalu fokus menjual barang ini dan lumayan bisa menyekolahkan anak," kata dia.
Bagus mengaku ada kriteria dan bentuk barang atau koin yang jika dijual harganya hampir menyentuh UMR Kota Jogja. Untuk koin misalnya, jika kondisi masih bagus dan keluaran tahun 1726-an atau masa VOC di Indonesia, koin itu menjadi pertimbangan untuk dihargai hingga Rp2 jutaan.
Baca Juga:Kasus Penipuan Online Marak Terjadi di Jogja, Polresta: Cek Kembali Rekening Usai Terima Transferan
Selain itu, jika ada uang kertas yang dikeluarkan dengan jumlah terbatas, untuk puluhan tahun ke depan harganya bisa menghidupi satu mahasiswa tingkat akhir selama 6 bulan.
Begitu pun barang antik. Memang ada sejumlah faktor khusus dalam menghargai barang-barang tersebut, pasalnya ada juga imitasi yang diklaim barang asli.
"Tapi kalau pameran kita memang tidak menunjukkan barang yang harga tinggi. Jadi kami janjian dengan orang itu, jika setuju saya ajak ke rumah untuk melihat barangnya," kata dia.
Pedagang lainnya, Eka Rahma (32) sudah sejak lama aktivitas jual beli barang antik ini dia geluti. Bersama suaminya, Eka kerap menjual keris dan juga patung batu.
Memang hanya modal Rp150 ribu untuk sewa lapaknya selam even berlangsung dia tak bisa menjual seluruh barang antik yang dia pamerkan. Namun dirinya masih mendapat untung.
"Yang penting lagi, relasi kita untuk mendapat teman dan kolektor itu lebih banyak. Fungsi even seperti Pasar Kangen ini kan bertemu dengan orang lain yang berminat dengan barang antik," kata dia.