Pascarelokasi PKL Malioboro, Penumpang KRL ke Jogja Turun Drastis

penurunan jumlah penumpang mulai terlihat pada 1 Februari 2022 lalu saat hari pertama relokasi dilaksanakan.

Galih Priatmojo
Rabu, 02 Maret 2022 | 09:07 WIB
Pascarelokasi PKL Malioboro, Penumpang KRL ke Jogja Turun Drastis
Suasana di dalam gerbong KRL Jogja-Solo saat uji coba terbatas pertama pada Rabu (20/1/2021). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Dampak relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) Malioboro nampaknya semakin luas. Kebijakan Pemda DIY memindah PKL ke Teras Malioboro 1 dan 2 pada 1 Februari 2022 lalu tersebut mengakibatkan penurunan jumlah penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) di Yogyakarta hingga lebih dari 50 persen setiap harinya.

Berdasarkan data tap in Kartu Multi Trip (KMT) di stasiun Solo Raya, penumpang KRL yang datang ke Yogyakarta rata-rata 2.200 per hari. Padahal sebelumnya mencapai 4.000 lebih per hari.

"Sempat naik 3000 per hari terus turun jadi 1.900an [pasca relokasi PKL malioboro]," ungkap Senior Manager Wilayah 6 KAI Commuter, Sitindaon Satar di Stasiun Tugu Yogyakarta, Selasa k01/03/2022) petang.

Menurut Satar, penurunan jumlah penumpang mulai terlihat pada 1 Februari 2022 lalu saat hari pertama relokasi dilaksanakan. Penurunan KRL dari Stasiun Solo Balapan, Purwosarim Gawok hingga ke Stasiun Tugu.

Baca Juga:Pascarelokasi PKL Malioboro, Sosiolog UGM Sarankan Pemda DIY Tetap Beri Pendampingan

"Kebanyakan merupakan warga dari Solo Raya yang berangkat ke Yogyakarta," ujarnya.

Sementara VP Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba mengungkapkan penurunan KRL akibat relokasi PKL Malioboro akan dikaji. Hal ini dilakukan sebagai upaya peningkatan daya tarik wisata Yogyakarta.

"Jadi mudah-mudahan nanti volume penumpang bisa naik setelah kami mengintegrasikan layanan KRL dengan layanan transportasi lain," ungkapnya.

Selain relokasi PKL Malioboro, lanjut Anne, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 akibat varian baru Omicron di Jawa Tengah dan DIY juga menjadi penyebab penurunan penumpang KRL. Hal ini disebabkan kebijakan Work from Home (WfH) bagi sebagian besar perkantoran.

"Regulasi pemerintah juga mempengaruhi volume dari KRL. Naik turunnya volume penumpang yang pertama karena regulasi yang terkait dengan omicron," jelasnya.

Baca Juga:PKL Malioboro Boyongan ke Lapak Baru, Wisatawan Jadikan Ajang Selfie di Teras Malioboro II

Karenanya KAI Commuter akan bertemu dengan Dinas Perhubungan DIY untuk mengembangkan kerjasama integrasi transportasi publik. Dengan demikian transportasi yang tersedia bagi masyarakat tidak hanya KRL namun juga transportasi publik lainnya yang terintegrasi dengan KRL.

"Sehingga akan berdampak pada sosial ekonomi dan mobilitas masyarakat jogja-solo," ungkapnya.

Direktur Utama KAI Commuter, Roppiq Lutzfi Azhar menambahkan, sejak awal beroperasi tahun lalu hingga Februari 2022, KRL Yogyakarta-Solo telah melayani 2.222.942 penggunaa. KRL Yogya – Solo Beroperasi dengan 20 perjalanan per hari.

"Tren volume pengguna setiap bulannya terus meningkat, kecuali pada bulan Juli dan Agustus saat pemerintah memberlakukan PPKM Level 4 di sejumlah wilayah termasuk Yogyakarta dan Solo," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini