Mahal di Pasaran, Cabai Rusak di Ladang

Saat ini harga cabai rawit merah tembus Rp60.000 hingga Rp65.000 per kg.

Eleonora PEW
Senin, 07 Maret 2022 | 18:59 WIB
Mahal di Pasaran, Cabai Rusak di Ladang
Cabai yang terkena serangan hama di ladang milik Kusnanto, Senin (7/3/2022) - (Kontributor SuaraJogja.id/Uli Febriarni)

SuaraJogja.id - Tingginya harga cabai rawit merah di Kabupaten Sleman berhadapan dengan kondisi pertanian cabai yang mengalami sejumlah tantangan.

Diketahui, saat ini harga cabai rawit merah tembus Rp60.000 hingga Rp65.000 per kg.

Kepala Bidang Usaha Perdagangan Disperindustrian dan Perdagangan Sleman Nia Astuti mengatakan, kenaikan harga cabai rawit merah dipengaruhi oleh faktor musim.

Saat ini masih sering turun hujan yang berpengaruh terhadap tanaman cabai di petani.

Baca Juga:Jangan Kaget jika Belanja ke Pasar, Sejumlah Komoditas Pangan Ini Harganya Naik Drastis

"Tanaman cabai sangat rentan. Hujan beberapa hari, dampaknya tanaman rusak," kata dia, Senin (7/3/2022).

Selain punya harga tertinggi cabai di Kabupaten Sleman mencapai Rp65.000/Kg, harga terendah cabai di pasaran yakni Rp56.000/kg.

Petani di Kalurahan Pakembinangun, Kapanewon Pakem Kusnanto mengatakan, harga cabai saat ini Rp53.000/Kg di tingkat petani.

Namun demikian, di musim penghujan seperti sekarang, panen yang didapatkan petani cenderung lebih sedikit.

"Tanaman cabai petani banyak yang terserang patek dan busuk batang. Kemudian pupuk dan pestisida juga mahal," kata dia.

Baca Juga:Harga Bahan Pokok di Siak Naik, Pembeli: Sekarang Bawa Rp100 Ribu Tak Dapat Apa-apa

Menanam cabai di lahan seluas 3.000 meter persegi dekat kediamannya, saat ini cabai di atas lahan 500 meter persegi mulai berbuah.

"Sekali panen hanya 16-17 Kg cabai rawit merah. Padahal, jika cuaca dan tanaman sedang bagus, panen sebenarnya bisa lebih dari itu," terangnya.

Beberapa tanaman cabai Kusnanto di lahannya terlihat layu, daun keriting dan buahnya membusuk dengan beberapa sisi berwarna gelap.

"Serangan hama membuat hasil panen tidak maksimal," terangnya.

Pihaknya mengendalikan hama dengan rutin melakukan penyemprotan pestisida.

"Kalau malam hari hujan, paginya pasti langsung tak semprot. Jika tidak, pateknya langsung mengancam. Padahal, kalau tidak musim hujan, disemprot hanya sepekan sekali," kata dia.

Kontributor : Uli Febriarni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini