SuaraJogja.id - Setelah tiga hari TPST Piyungan, Kabupaten Bantul ditutup, akhirnya dibuka kembali, Senin (21/3/2022). Imbas dari penutupan tersebut berdampak di sejumlah Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di Kota Jogja yang menyebabkan sampah menggunung hingga nyaris menutup akses jalan.
Pantauan SuaraJogja.id pukul 07.50 WIB di TPS Sektor Krasak di Jalan Munggur, Kelurahan Demangan, Kemantren Gondokusuman, Kota Jogja, tumpukan sampah lebih banyak dibanding hari sebelumnya. Beberapa sampah yang dikemas dalam kresek, jatuh hingga masuk ke jalan raya di jalan setempat.
Petugas TPS Sektor Krasak, Martono menjelaskan sejak pukul 04.00 WIB petugas sudah mengangkut sampah ke truk untuk dikirim ke TPST Piyungan.
"Jam 07.00 WIB tadi sudah berangkat dua truk. Ini kita menunggu dulu truknya kembali ke sini," kata dia ditemui di TPS setempat, Senin.
Baca Juga:5 Cara Sederhana Mengelola Sampah, Salah Satunya Pilah Sampah Organik dan Anorganik
Martono menjelaskan melubernya sampah hingga nyaris ke jalan raya inu juga disebabkan warga yang tetap membuang sampah meski imbauannya agar menyimpan dulu di rumah masing-masing.
"Kalau warga kan tahunya sudah membayar retribusi sampah, dan punya hak membuang ke sini. Tiga hari itu TPS di sini sudah kami tutup termasuk memberi spanduk. Tapi malah tetap membuang warga ini," kata dia.
Lebih lanjut, selama tiga hari TPS Krasak ditutup lebih kurang 21 ton sampah yang menggunung. Martono mengatakan butuh sekitar lima truk untuk mengangkut ke TPST Piyungan.
"Kalau lancar ya sehari ini bisa selesai dibawa ke Piyungan. Tapi kan di sana tidak hanya Kotamadya (Jogja) saja. Sleman dan Bantul juga membuang ke sana," katanya.
Sehingga setiap TPS dari masing-masing Kabupaten serta Kota harus mengantre untuk membuang ke TPST Piyungan.
Baca Juga:Kata Warga Sekitar Soal Penutupan TPST Piyungan: Enggak Ada Kemajuan
Terpisah, Pengemudi Truk di TPS di sekitar Stadion Mandala Krida, Bibit Dwi Handayani, menyebutkan bahwa akses jalan di TPST Piyungan sudah dibenahi.
"Kendaraan (truk) bisa naik lagi, kemarin kan susah naik karena jalan juga becek dan sampah juga menutup jalan," terang dia.
TPS tempatnya bekerja menampung lebih kurang 20 ton sampah selama tiga hari ditutup. Beruntung karena lokasinya luas, sampah tidak sampai menutup jalan warga.
"Beberapa petugas yang mengangkut dengan gerobak bisa membuang di sini. Tapi yang kita angkut ke Piyungan yang sampah 3 hari kemarin dulu," katanya.
Sementara warga Tahunan, Kemantren Umbulharjo, Surtijah mengaku harus ada solusi yang tepat dari pemerintah terkait persoalan sampah ini. Pihaknya berharap bank sampah ini dijalankan di setiap wilayah untuk mengurangi produksi sampah yang ada di Kota Jogja.
"Kebetulan saya kader dan ketua PKK, solusi memang harus segera ditemukan terkait sampah-sampah ini. Namun sebagai warga, minimal kita bisa memilah-milah sampah mana yang bisa di daur ulang dan dibuang. Maka kehadiran bank sampah ini harus didorong terus. Sehingga masyarakat tidak langsung membuang sampah, tapi dapat memanfaatkan sebagiannya dari pengelolaan bank sampah," kata Surtijah ditemui di TPS sekitar Stadion Mandala Krida.