SuaraJogja.id - Sungguh miris apa yang dialami oleh seorang bocah laki-laki berusia 3 tahun asal Kalurahan Sidorejo, Kapanewon Ponjong, Kabupaten Gunungkidul. Bocah ini sudah merokok sejak dua bulan yang lalu. Kedua orang tua bocah ini pun kebingungan untuk menghentikan aktivitas anaknya.
Senin (21/3/2022) siang, SuaraJogja.id mengunjungi rumahnya di sebuah pedukuhan di Sidorejo. Lokasinya tidak jauh dari aktivitas penambangan batu putih. Jalan di depan rumahnya sering dilalui truk-truk pengangkut hasil tambang.
Sang ayah pun bekerja sebagai buruh truk pengangkut hasil tambang. Sementara, ibu dari bocah tersebut adalah ibu rumah tangga yang sehari-hari juga mengasuh empat anak, termasuk bocah 3 tahun ini, yang merupakan anak terakhir.
Saat dikunjungi, bocah ini sedang bermain dengan seorang temannya. Ia terlihat sangat aktif. Ia tidak mengenakan alas kaki meskipun tempatnya bermain tanahnya berkontur bebatuan.
Baca Juga:Penderita Covid-19 Berkurang 227 Orang, Dinkes Gunungkidul Sebut Kasus Cenderung Menurun
Ibu dari bocah ini pun menceritakan bagaimana anaknya bisa berkenalan dengan rokok hingga munculnya perilaku tantrum atau sering mengamuk ketika tidak diberi rokok. Berbagai barang yang ada di depannya langsung dilempar ketika marah karena tidak diberi rokok.
"Itu dinding kamar dan juga pintu kamar yang terbuat dari kalsiboard sempat jebol karena ditendang waktu dia marah meminta rokok," tutur perempuan 35 tahunan ini, yang sengaja tidak disebutkan namanya, Senin.
Sang ibu mengaku tidak menyangka anaknya akan berperilaku seperti itu. Dia mengakui, suaminya merupakan perokok dan sering membuang puntung rokok sembarangan di sekitar rumah. Awalnya sang anak hanya mengambil puntung-puntung rokok di sekitar rumah tersebut dan menghisapnya.
"Ya awalnya menghisap puntung rokok itu, saya cuma menegur karena kotor. Eh tak tahunya keterusan kayak gini," ujar dia.
Kini, setiap menjelang Magrib anak bungsunya itu selalu meminta rokok pada ibunya. Sebenarnya sang ibu sudah berusaha menolak keinginan anaknya tersebut, tetapi akhirnya tak kuasa Ketika sang bocah mengamuk dengan membanting berbagai barang yang ada di depannya.
Baca Juga:Mayat Berjenis Kelamin Laki-Laki Ditemukan di Tepi Sungai Oya, Diduga Korban Pembunuhan
Bahkan sering kali sang ibu harus membeli rokok eceran di warung atau meminta rokok kepada rekan suaminya. Mneuurt keterangannya, bocah itu hanya menghisap rokok filter. Sang ibu pernah memberikan rokok kretek, tetapi anaknya itu malah marah.
"Mungkin rasanya beda. Kalau filter kan ada rasa manis-manisnya," terang dia.
Sang ibu menuturkan, bocah ini biasanya meminta kepada ibunya untuk menyalakan rokok tersebut. Ia pun tidak menyedot asapnya dalam-dalam seperti para perokok pada umumnya.
Bocah ini hanya menyedot rokok dan menyimpan asapnya di mulut sebentar, baru mengeluarkannya kembali. Jika sudah puas, maka bocah ini menghentikan aktivitas merokoknya dan tidak pernah sampai habis satu batang.
"Itu pasti menyisakan sedikit di atas strip filternya," ujar dia.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh kedua orang tuanya untuk menghentikan aktivitas merokok bocah ini. Sang ibu pernah mengolesi filter rokok dengan sambal atau cabai, dengan harapan agar bocah ini ini tidak menghisap kembali. Namun ternyata, cara ini tidak ampuh.
Bahkan karena sudah putus asa, ia dan suami juga membawa anak terakhir mereka itu ke orang pintar. Berdasarkan penuturan orang pintar tersebut, ada yang merasuki bocah ini, terutama ketika tengah marah meminta rokok.
"Saya tidak membawanya ke sana (orang pintar) lagi. Wong ndak punya biaya," katanya.
Orang pintar tersebut mengatakan, anak itu dirasuki kakeknya yang sudah meninggal. Ibu bocah ini percaya dengan penuturan tersebut.
Besar keinginannya agar sang anak segera sembuh dari ketergantungan terhadap rokok tersebut. Namun, dirinya mengaku belum membawa anaknya ke puskesmas karena tidak ada keluhan dari sisi kesehatan. Selain sangat aktif, anaknya juga jarang sakit.
"Tetapi saya sekarang khawatir karena setiap tidur sepertinya napasnya agak susah. Itu mungkin efek dari rokok," papar dia.
Agar anaknya tidak ketergantungan terhadap rokok, sang ibu telah meminta kepada suaminya agar tidak merokok di rumah, dan sang suami sudah menurutinya.
Saat ini, mereka hanya bisa melakukan segala upaya menghentikan kebiasaan merokok anaknya dan menunggu bantuan ahli karena keterbatasan ekonomi.
Kontributor : Julianto