Dukung Kuliah Tatap Muka, KBRI Beijing Upayakan Pelajar Indonesia Bisa Masuk China Lagi

KBRI Beijing menginginkan mahasiswa Indonesia dapat mengikuti perkuliahan secara tatap muka (offline) di China.

Eleonora PEW
Kamis, 14 April 2022 | 20:30 WIB
Dukung Kuliah Tatap Muka, KBRI Beijing Upayakan Pelajar Indonesia Bisa Masuk China Lagi
Ilustrasi kuliah (Freepik)

SuaraJogja.id - Wakil Duta Besar RI untuk China Dino R Kusnadi mengabarkan, saat ini KBRI Beijing terus melakukan berbagai upaya supaya pelajar Indonesia bisa kembali masuk ke China.

“KBRI Beijing masih terus mengupayakan terkait pelajar Indonesia bisa kembali ke China. Kami terus berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bagaimana mahasiswa kita bisa kembali ke China,” kata Wakil Duta Besar RI untuk China Dino R Kusnadi dalam acara “ANTARA Ngobrol Bareng Edisi Ramadhan Mancanegara” secara virtual, Rabu.

KBRI Beijing, lanjut dia, menginginkan mahasiswa Indonesia dapat mengikuti perkuliahan secara tatap muka (offline) di China.

Dengan mengikuti perkuliahan langsung di China, ujar Dino, mahasiswa Indonesia dapat berinteraksi langsung dengan penduduk setempat.

Baca Juga:Ngeri! Ogah Diatur Saat Antre Tes PCR, Warga China Mengamuk Hingga Tikam Petugas Covid-19

“Mahasiswa kita dapat memahami pola pikir masyarakat setempat dan melihat kemajuan di China. Suasana-suasana itu tidak bisa didapatkan dengan belajar atau kuliah secara online,” kata Dino.

Ia mengatakan KBRI berkepentingan agar mahasiswa Indonesia menjadi duta Indonesia di China untuk melihat betapa pentingnya hubungan bilateral Indonesia dengan China.

“Upaya agar pemerintah China mengizinkan mahasiswa Indonesia untuk bisa kembali ke China yang terus kita perjuangkan. Kita sudah melakukan lobi ke pemerintah pusat, dan pemerintah pusat sudah memberikan kesempatan kepada masing-masing pemerintah daerah untuk membuka pintu, di mana pemerintah daerah ini membawahkan universitas. Keputusan untuk menerima mahasiswa asing ini ada di daerah masing-masing dan di daerah masing-masing ini lah yang bisa menjawab apakah mereka siap atau tidak untuk menerima mahasiswa asing,” kata Dino.

Ia mengatakan pemerintah daerah sendiri sangat berhati-hati untuk membuka pintu perbatasannya karena tanggung jawab untuk menghindari pandemi COVID-19.

“Di Provinsi Jilin kasus COVID-19 tinggi, selama sebulan atau dua bulan kasus COVID-19 ternyata tidak turun-turun, akhirnya pemimpin daerahnya dicopot. Karena kalau sampai terjadi wabah COVID-19 yang meledak maka pemimpin daerahnya itu akan dicopot,” kata Dino.

Baca Juga:China Mulai Longgarkan Prokes, Standar Kesehatan Pasien Covid-19 Diturunkan

KBRI Beijing terus meyakinkan pemerintah daerah untuk percaya pada para pelajar Indonesia dan mau menerima mahasiswa Indonesia.

“Mahasiswa kita sangat disiplin (dalam protokol kesehatan). Kita terus meyakinkan pemerintah setempat,” kata dia.

Selain itu, Dino meminta para pelajar Indonesia untuk melobi kampusnya masing-masing agar dapat bisa kembali ke China.

Jumlah pelajar Indonesia yang tetap bertahan di China selama masa pandemi COVID-19 ada 3.984 orang, sedangkan yang sudah kembali ke Tanah Air sebanyak 6.842 orang.

Sejauh ini otoritas China belum membuka pintu perbatasannya untuk warga asing termasuk pelajar asing.

Komisi Kesehatan Nasional China, Kamis, melaporkan bahwa pada Rabu (13/4) terdapat 3.020 kasus baru, sebanyak 2.999 di antaranya merupakan kasus lokal. Selain itu juga terdapat 26.391 kasus baru tanpa gejala.

Penambahan kasus tersebut merupakan rekor di China. Sebanyak 266.230 kasus tanpa gejala sampai saat ini masih menjalani observasi medis. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini