2 Pabrik Produksi Pil di DIY Ditutup tapi Kasus Masih Ditemukan, Begini Penjelasan Polisi

Widodo tak menampik bahwa kasus peredaran narkoba jenis pil yarindo masih terjadi di Kota Jogja.

Eleonora PEW | Muhammad Ilham Baktora
Jum'at, 15 April 2022 | 16:09 WIB
2 Pabrik Produksi Pil di DIY Ditutup tapi Kasus Masih Ditemukan, Begini Penjelasan Polisi
Sejumlah barang bukti berupa pil yarindo ditunjukkan saat konferensi pers kasus penyalahgunaan peredaran narkoba di Mapolresta Yogyakarta, Kamis (14/4/2022). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

SuaraJogja.id - Kasus peredaran narkoba baik berupa pil dan jenis lainnya masih saja ditemukan di wilayah Jogja. Bahkan penggerebekan dua pabrik produksi pil yang ada di Bantul dan Sleman pada 27 September 2021 lalu belum sepenuhnya menghilangkan kasus peredaran narkoba.

Kanit 1 Sat Resnarkoba Polresta Yogyakarta AKP Widodo tak menampik bahwa kasus peredaran narkoba jenis pil yarindo masih terjadi di Kota Jogja. Menurutnya masih ada produksi rumahan yang belum terungkap.

"Nah home industry (pil) itu mungkin saja masih ada yang belum tersentuh. Jadi meski telah ditutup (pabrik produksk) kita masih menemukan pelaku pengedaran serta barangnya," ujar Widodo kepada wartawan, Jumat (15/4/2022).

Ia mengatakan, meski home industry narkoba jenis pil belum seluruhnya terungkap, peredaran narkoba di Jogja mengalami penurunan. Terdapat dampak signifikan setelah pabrik ditutup.

Baca Juga:LP Semarang Gagalkan Penyelundupan Pil Koplo, Dimasukkan ke Makanan

Lebih lanjut narkoba hasil home industry sendiri memiliki campuran zat kimia yang dapat menimbulkan kecanduan. Tak hanya itu pengguna akan merasakan rileks ketika mengonsumsi.

"Artinya membuat pengguna fly. Lalu meningkatkan kepercayaan diri dan berkaitan dengan aksi kejahatan jalanan," kata dia.

Pengelola di home industry sendiri mengirim barang lewat jasa ekspedisi. Widodo tak menampik, jasa ekspedisi kerap kali kecolongan, mengingat pengirim sudah meyakinkan barang tersebut bukan narkoba.

"Di sisi lain jasa ekspedisi ini mengirim banyak barang lalu alat pendeteksinya kurang bahkan tidak ada. Kami masih terus berkoordinasi dengan ekspedisi di Jogja di level pendistribusian itu," katanya.

Widodo menjelaskan peredaran narkoba hingga ke Jogja ini termasuk jumlah kecil. Berbeda dari luar Jogja bahkan luar Jawa sekali pun yang jumlahnya relatif tinggi.

Baca Juga:Rumah BUMN Semen Gresik Launching Program Bingkisan Lebaran Nglarisi Produk UKM, Targetkan Transaksi Rp500 Juta

"Masuk Jogja sudah dipecah-pecah. Nah memecahnya dari kota penyangga seperti Solo, Kebumen. Mereka memasukkan ke dalam plastik kecil, selanjutnya di jual lagi ke orang-orang sekitar dan pembeli lewat media sosial," kata dia.

Kasus peredaran narkoba di Jogja memang berkurang, apalagi selama Ramadhan ini. Namun besar kemungkinan usai Ramadhan kasus serupa akan kembali meningkat.

"Maka imbauan kami agar masyarakat ini menjauhi narkoba. Jangan tergiur untuk mencoba karena efeknya berbahaya untuk kesehatan," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini