Tiap hari Tuti membuat lebih kurang 8-12 kilogram bumbu masak. Terdiri dari gilingan bawang putih, bawang merah, cabai, merica bubuk dan gilingan bumbu lain.
Diakuinya sebelum Ramadhan pendapatan Tuti hanya kisaran Rp1-2 juta. Momen puasa memang menjadi waktu untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah lebih banyak.
"Kalau sebelum Ramadhan itu biasanya warung makan yang pesan, ya sama. Kalau ibu rumah tangga lebih sedikit," kata wanita 50 tahun ini.
Mendekati masa lebaran 2022, Tuti memprediksi pembelian akan semakin banyak. Mengingat aktivitas halal bi halal dan juga mudik sudah diizinkan.
Baca Juga:Jelang Idul Fitri, Harga Kebutuhan Pokok di Kota Minyak Merangkak Naik
Pihaknya juga akan menambah jumlah penjualan bumbu sekira 20-30 kilogram. Di sisi lain, panjangnya masa cuti lebaran yang diberikan pemerintah akan menambah banyak pesanan.
"Biasanya sepekan sebelum lebaran itu sudah banyak yang order. Nah ditambah lagi masa cuti lebaran tahun ini yang hampir sepekan, jadi banyak yang pesan juga," ungkap dia.
Berjualan bumbu masak hampir 12 tahun lamanya, Tuti mengatakan sudah cukup untuk kebutuhan hariannya. Bahkan untuk menyekolahkan anak dan beberapa sudah menyelesaikan kuliahnya, Tuti sudah bisa membeli rumah di wilayah Jogja.
"Ya memang sepele untuk menjual bumbu masakan seperti ini. Tapi kalau sudah punya resep dan racikan yang pas, biasanya pembeli itu cocok. Kadang kita melihat juga warung makan yang ramai itu racikannya seperti apa, selanjutnya saya modifikasi. Ya kami bersyukur saja dengan hasil yang sekarang. Apalagi Ramadhan tak jarang jadi momen menambah pendapatan," katanya.