Akses TPST Piyungan Dibuka Setelah Tutup 5 Hari, Antrean Truk Mengular

Diakuinya bahwa saat truk sedang antre, limbah sampah atau air lindi yang dari truk merembes dan mengalir ke jalanan.

Eleonora PEW | Rahmat jiwandono
Kamis, 12 Mei 2022 | 20:18 WIB
Akses TPST Piyungan Dibuka Setelah Tutup 5 Hari, Antrean Truk Mengular
Antrean truk menunggu masuk ke TPST Piyungan, Kapanewon Piyungan, Kabupaten Bantul, Kamis (12/5/2022). - (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

SuaraJogja.id - Akses ke TPST Piyungan akhirnya dibuka kembali pada hari ini setelah ditutup sejak Sabtu (7/5/2022).  Setelah lima hari, warga setuju membuka blokade lantaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY menyanggupi delapan poin tuntutan warga.

Pantauan SuaraJogja.id di lokasi, terjadi antrean truk-truk sampah setelah akses TPST Piyungan dibuka. Truk ukuran sedang hingga besar menunggu giliran untuk membuang sampah. Akibatnya, bau menyengat sudah tercium meski belum mendekati TPST Piyungan.

Sopir truk sampah, Heri, mengatakan, antrean mengular karena truk sampah yang masuk harus ditimbang dahulu. Kemudian seusai ditimbang akan dikenakan tarif retribusi per truk.

"Masuknya kan ditimbang dulu, ada pembayaran retribusi. Kalau untuk mobil pikap yang saya bawa ini bayarnya Rp60.000 sampai Rp70.000," ujar Heri, Kamis (12/5/2022).

Baca Juga:Fakta-fakta Penutupan TPST Piyungan, Sampah sampai Menumpuk di Sejumlah Depo

Diakuinya bahwa saat truk sedang antre, limbah sampah atau air lindi yang dari truk merembes dan mengalir ke jalanan.

Sementara tarif retribusi untuk truk sampah ukuran besar, lanjutnya, harus membayar sekitar Rp170 ribu untuk sekali pembuangan sampah. Tonase sampah yang dibawa truk besar lebih besar dibanding yang diangkut pikap.

"Untuk truk besar itu berat sampahnya bisa sampai lima atau tujuh ton," ujarnya.

Mobil pikapnya mengangkut sampah dari perkampungan di Druwo, Sewon, Bantul. Berat sampah yang dibawa mencapai 2,5 ton sampai 2,8 ton.

"Ini sampahnya dari Druwo, Sewon, Bantul beratnya sekitar 2,5-2,8 ton. Itu jumlah sampah yang enggak dibuang selama lima hari," jelas dia.

Baca Juga:Janjikan Empat TPST Baru, Wabup Sleman: Pakai Mesin Pengolah Sampah dari Jerman

Selama lima hari TPST Piyungan ditutup, sampah tersebut disimpan di rumah masing-masing.

"Selama ditutup (akses TPST Piyungan) sampahnya disimpan dulu di rumah masing-masing," kata pria yang bekerja sebagai jasa pengangkut sampah ini.

Menurutnya, meski TPST Piyungan sudah beroperasi lagi namun tetap menimbulkan dilema. Maksudnya tidak ada lagi penumpukan sampah di sudut-sudut kota. Namun demikian, warga yang tinggal di sekitar TPST Piyungan terdampak.

"Kalau untuk saya dampaknya tidak ada pekerjaan. Orang yang sudah langganan buang sampah ke saya tidak bisa dibuang tapi kasihan juga warga di sini juga terdampak," katanya.

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak