Banyak yang Belum Tahu, Pria Lebih Berisiko Kanker Payudara jika Punya Masalah Kesuburan

Dr Jones menyatakan bahwa ini adalah temuan penting yang menghubungkan tingkat kesuburan atau infertilitas dengan kanker payudara pada pria.

Eleonora PEW
Senin, 23 Mei 2022 | 16:27 WIB
Banyak yang Belum Tahu, Pria Lebih Berisiko Kanker Payudara jika Punya Masalah Kesuburan
Ilustrasi gambar (freepik)

SuaraJogja.id - Pria yang tidak subur kemungkinan dua kali lebih berisiko terkena kanker payudara, penelitian terbaru membuktikan. Risiko ini lebih besar terjadi pada mereka daripada pada pria yang tak punya masalah pada kesuburan.

Dikutip dari Independent pada Senin, studi ini juga menemukan, ada lebih banyak pria tanpa anak di antara mereka yang telah didiagnosis menderita kanker payudara.

Para ilmuwan di The Institute of Cancer Research, London (ICR), menyarankan penelitian lanjutan untuk memahami penyebab yang mendasar kanker payudara pada pria, sebab ini masih menjadi sesuatu yang belum diketahui.

Penulis studi Dr Michael Jones, seorang ilmuwan serta staf senior dalam genetika dan epidemiologi di ICR, mengatakan bahwa ini adalah temuan penting yang menghubungkan tingkat kesuburan atau infertilitas dengan kanker payudara pada pria.

Baca Juga:Rambut Rontok Akibat Kemoterapi, Aida Saskia Sempat Takut Keluar Rumah

"Studi kami menunjukkan bahwa pria tidak subur mungkin dua kali lebih memungkinkan menderita kanker payudara dibandingkan mereka yang tidak memiliki masalah kesuburan," ujar Dr Jones.

Dr Jones mengatakan, alasan di balik hubungan ini tidak jelas, dan ada kebutuhan lebih lanjut untuk menyelidiki peran mendasar dari hormon kesuburan terhadap risiko kanker payudara pada pria.

Temuan terbaru ini diharapkan dapat membuka pengetahuan baru tentang penyebab yang mendasari kanker payudara para pria dan wanita.

"Kanker payudara sering dianggap sebagai sesuatu yang hanya menyerang wanita, tetapi pria juga dapat didiagnosis dengan penyakit ini," kata Dr Jones

Penelitian baru dari studi kanker payudara, Breast Cancer Now, mengamati 1.998 pria yang baru didiagnosis dengan penyakit ini di wilayah Inggris dan Wales selama periode 12 tahun.

Baca Juga:Idap Kanker Payudara Stadium 3, Aida Saskia Terancam Kehilangan Rahim

Sekitar 370 pria didiagnosis menderita kanker payudara setiap tahun di Inggris, dan karena kanker payudara pria jarang terjadi, penelitian tentang penyakit ini biasanya terbatas pada sejumlah kecil pasien.

Mempelajari kelompok pria yang lebih besar memungkinkan tim untuk menunjukkan hubungan yang signifikan secara statistik antara infertilitas dan risiko kanker payudara invasif pada pria.

Para pria ditanya apakah mereka memiliki anak kandung, apakah mereka atau pasangan mereka pernah mengalami masalah hamil, atau apakah mereka telah mengunjungi dokter atau klinik untuk masalah kesuburan.

Para peneliti secara langsung membandingkan kesuburan pria penderita kanker payudara dengan 1.597 pria yang tidak memiliki riwayat penyakit tersebut.

Selain alasan biologis yang tidak jelas, mereka menemukan bahwa pria yang didiagnosis dengan kanker payudara lebih mungkin mengalami masalah kesuburan.

Dr Simon Vincent, direktur penelitian, dukungan, dan pengaruh di Breast Cancer Now, mengatakan, menemukan hubungan antara infertilitas dan kanker payudara pria merupakan langkah untuk memahami kanker payudara pria dan bagaimana menemukan lebih banyak cara untuk mendiagnosis dan mengobati pria dan juga wanita.

"Yang penting, kami berharap pengetahuan yang kami peroleh dari penelitian ini menjangkau lebih banyak pria yang mungkin mendapat manfaat dari kesadaran akan kanker payudara pria," kata Dr Simon.
Penjabat Wali Kota Yogyakarta awali tugas sampaikan RPD 2023-2026
Tanggal:23 May 2022 15:57
Kategori:Politik
Cetak: Versi Cetak
Kembali
pdf iconpdf iconpdf icon
Yogyakarta, 23/5 (ANTARA) - Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sumadi yang baru saja dilantik pada Minggu (22/5) mengawali tugasnya sebagai kepala daerah dengan menyampaikan Rencana Pembangunan Daerah 2023-2026 di DPRD Kota Yogyakarta, Senin.

"Hari ini, saya menyampaikan Rencana Pembangunan.Daerah (RPD) 2023-2026 yang nantinya akan menjadi pedoman dalam melaksanakan visi dan misi pembangunan di Kota Yogyakarta," kata Sumadi usai penyampaian RPD di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, tugasnya dalam menjalankan amanah konstitusi membutuhkan acuan sehingga seluruh target pembangunan yang sudah direncanakan dan ditetapkan bisa direalisasikan.

"Hari ini pun, saya sudah berkoordinasi dengan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) terkait pembagian tugas yang menjadi tanggung jawab masing-masing dan langkah-langkah teknis yang harus ditempuh," katanya.

Salah satu tugas utama yang menjadi tanggung jawabnya selaku Penjabat Wali Kota Yogyakarta adalah memastikan pemulihan ekonomi dapat didorong lebih baik tetapi tetap dengan memperhatikan aspek kesehatan masyarakat.

"Bagaimanapun, COVID-19 belum berakhir. Tetapi, pemulihan ekonomi menjadi salah satu arahan pada saat pelantikan. Pemerintah daerah membutuhkan dukungan dari dewan yang juga ikut menentukan kebijakan," katanya.

Sedangkan untuk penanganan pandemi, Sumadi menjelaskan jika ia masih akan bertindak sebagai Ketua Satgas Percepatan Vaksinasi di DIY dan sekaligus menjadi Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kota Yogyakarta.

"Saya kira, kedua tugas ini hampir sama. Saya masih bisa mengambil kebijakan untuk percepatan vaksinasi meskipun nanti ada pelaksana harian yang mengerjakan tugas-tugas teknis," katanya yang berharap kondisi pandemi di Yogyakarta akan semakin membaik.

Sementara itu, Ketua DPRD Kota Yogyakarta Danang Rudiyatmoko mengatakan legislatif siap memberikan dukungan kepada Penjabat Wali Kota Yogyakarta dalam melaksanakan tugas guna mewujudkan target visi dan misi Kota Yogyakarta.

"Tentunya kami akan memberikan dukungan dan dorongan. Pelantikan langsung dilakukan begitu jabatan kepala daerah berakhir sehingga tidak ada kekosongan kepemimpinan," katanya.

Selain mengacu pada RPD 2023-2026, Kota Yogyakarta sudah memiliki Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) lanjutan yang sudah disusun sejak 2019.

"Acuan pembangunan ini tidak dibuat asal-asalan dan wajib menjadi pedoman bagi eksekutif dan legislatif dalam menjalankan program pembangunan dan pengawasannya," katanya.

Ia berharap ada inovasi atau terobosan yang mampu mempercepat realisasi target pembangunan untuk kesejahteraan warga Kota Yogyakarta karena dimungkinkan terjadi keterlambatan akibat pandemi COVID-19 yang berlangsung 2,5 tahun di akhir kepemimpinan kepala daerah terpilih. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini