Tren Hipertensi Sudah Bergeser ke Kelompok Muda, Dinkes Sleman Ingatkan Hal Ini

Pemkab Sleman juga bekerja sama dengan 28 rumah sakit umum dan khusus yang tersebar di Kabupaten Sleman melalui mekanisme BPJS Kesehatan.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 25 Mei 2022 | 17:55 WIB
Tren Hipertensi Sudah Bergeser ke Kelompok Muda, Dinkes Sleman Ingatkan Hal Ini
Dinas Kesehatan Sleman menyelenggarakan seminar memperingati hari hipertensi sedunia di pendopo rumah dinas Bupati Sleman, Rabu (25/5/2022). [Hiskia Andika Weadcaksana / Suarajogja.id]

SuaraJogja.id - Tren Hipertensi Sudah Bergeser ke Kelompok Muda, Dinkes Sleman Ingatkan Hal Ini

Kasus hipertensi yang dialami masyarakat harus terus diwaspadai. Tak ayal, penyakit yang kerap disebut silent killer ini biasa menyerang warga lanjut usia. Namun beberapa kasus banyak juga ditemukan di kelompok usia muda.

Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, Isa Dharmawidjaja.

"Saat ini tren hipertensi juga sudah bergeser di usia produktif yakni 30-40 tahun. Ini yang perlu dicermati. Beberapa kasus ditemukan di usia yang lebih muda," ucapnya dalam peringatan Hari Hipertensi Sedunia yang digelar di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman, Rabu (25/5/2022).

Baca Juga:Program MATA HATI Dinkes Sleman Diapresiasi Kemenkes RI, UNFPA hingga Kedubes Kanada

Isa menyebut bahwa hipertensi ini dapat mengancam warga Sleman yang tercatat banyak dari kalangan muda yang produktif.

"Hal ini tentu menjadi ancaman bagi Sleman mengingat posisi terbesar penduduk di Kabupaten Sleman adalah usia produktif," sambungnya.

Kendati demikian, Isa menyebut sudah ada berbagai strategi pengendalian yang sudah dilakukan oleh Pemkab Sleman. Mulai dari kampanye Germas yang ditetapkan melalui instruksi Bupati Sleman nomor 35 tahun 2021, serta pembangunan jogging track yang dibangun secara bertahap di seluruh kapanewon.

Selain itu ada pula pelayanan dan pengobatan hipertensi yang memadai dan mudah terjangkau oleh warga di seluruh puskesmas di Sleman. Pemkab Sleman juga bekerja sama dengan 28 rumah sakit umum dan khusus yang tersebar di Kabupaten Sleman melalui mekanisme BPJS Kesehatan.

Kesadaran masyarakat yang dinilai masih rendah untuk mengendalikan hipertensi terutama di negara berpenghasilan menengah dan rendah. Kebanyakan orang dengan hipertensi tidak menyadari kondisi yang dialaminya karena tidak adanya gejala peringatan.

Baca Juga:Dinkes Sleman: Kalau Masih Belum Tertib Prokes, Covid-19 di Indonesia Belum Siap Jadi Endemi

Dalam seminar Hari Hipertensi Sedunia itu. Dinkes menghadirkan dua narasumber profesional terkait dengan penanganan dan pengelolaan hipertensi. Seminar itu juga menghadirkan berbagai kalangan mulai dari siswa SMP hingga perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Sleman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak