SuaraJogja.id - Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir turut berduka atas wafatnya cendekiawan muslim Ahmad Syafii Maarif atau yang akrab disapa Buya Syafii. Diketahui bahwa Buya meninggal dunia pada Jumat (27/5/2022) pukul 10.15 WIB di RS PKU Muhammadiyah Gamping.
"Kami Muhammadiyah dan tentu bangsa Indonesia berduka sedalam-dalamnya atas wafatnya Buya Syafii Maarif dan kita doakan beliau husnul khotimah, diampuni kesalahannya diterima amal ibadahnya dan ditempatkan di jannatunnaim surga Allah Subhanahu Wa Ta'ala," kata Haedar di RS PKU Muhammadiyah Gamping.
Haedar mengenang sosok almarhum sebagai pribadi yang humanis. Buya yang juga dikenal sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2000-2005 itu senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai moral yang baik.
"Beliau dikenal sebagai tokoh yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai moral etika dan akhlak serta keadaban mulia. Baik dalam internal Muhammadiyah umat dan bangsa. Bahkan dalam relasi antar bangsa," ujarnya.
Sosok Buya yang humanis itu dibuktikan dengan kedekatan beliau dengan orang-orang di sekitarnya. Bahkan ketika almarhum sakit selalu memberi perhatian kepada siapapun itu.
"Dengan orang-orang kecil beliau sangat dekat. Di minggu terakhir ini belum selalu memperhatikan satpam dan siapapun mereka yang dianggap sebagai saudara-saudara kita yang perlu perhatian," ungkapnya.
Haedar menyatakan lebih dari itu Buya adalah bapak bangsa yang memiliki wawasan inklusif. Serta selalu concern pada pemikiran-pemikiran besar dan maju untuk bangsa dan negara.
"Lebih dari itu suara beliau untuk mengajak elit bangsa menjadi negarawan itu tidak pernah berhenti. Karena itu hari ini dengan kesaksian semua kita lepas kepergian Buya Syafii Maarif kehadirat Allah dengan keikhlasan dan ketulusan dan mohon dimaafkan kepada seluruh warga dan elit bangsa manakala ada kekhilafan beliau," ucapnya.
Haedar meyakini semua pihak dalam hal ini tim medis sudah memberikan upaya terbaiknya untuk memulihkan kondisi Buya.
"Seluruh tim dokter dari PKU Muhammadiyah Gamping bersama Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Jogja bahkan berkoordinasi dan didukung oleh tim Dokter kepresidenan atas Instruksi Presiden berusaha sesuai dengan pekerjaan dan tanggung jawab medis yang sangat optimal," tegasnya.
Baca Juga:Gubernur Sumbar: Buya Syafii Sosok Kebanggaan Minangkabau
"Para dokter juga senantiasa bekerja sesuai dengan profesi dan tanggungjawabnya sudah menumpahkan segala keahlian dan ilmunya tapi Allah telah menggariskan ajalnya dimana Buya Syafii Maarif dipanggil Allah dalam usia 87 tahun," sambungnya.
Direktur RS PKU Muhammadiyah Ahmad Faisol menuturkan Buya sendiri dirawat kembali di rumah sakit terhitung sejak 14 Mei 2022 kemarin. Saat itu tim medis langsung berkoordinasi untuk melakukan sejumlah tindakan demi kesembuhan beliau.
"(Dirawat) berjalan 13 hari di sini dan Allah menghendaki untuk yang terbaik beliau pada hari ini dipanggil," kata Faisol.