Sleman Kepayahan Hadapi Serangan PMK, Petugas DP3 Ada yang Sampai Opname Akibat Keletihan

Sleman menjadi wilayah penyumbang tertinggi kasus PMK di DIY.

Galih Priatmojo
Minggu, 26 Juni 2022 | 13:24 WIB
Sleman Kepayahan Hadapi Serangan PMK, Petugas DP3 Ada yang Sampai Opname Akibat Keletihan
Nuning dan sapinya yang terkena PMK, kala dijumpai di kandang komunal, Rabu (22/6/2022). (kontributor/uli febriarni)

SuaraJogja.id - Sambil menyeka liur yang menetes keluar dari mulut sapi ternaknya, mata Nuning tampak berkaca-kaca. Sesekali jemarinya mengelus wajah hewan ternak yang dibelinya dari hasil menabung bersama sang suami itu.

Tengah hari itu, Rabu (22/6/2022), warga Bimomartani, Ngemplak, Sleman tersebut untuk kesekian kalinya mengecek kondisi dua sapinya yang diletakkan di kandang kelompok Mulya Sari. Kepada SuaraJogja.id, Nuning mengungkapkan kondisi dua sapinya urung bergas lantaran masih dalam masa pemulihan seusai terpapar Penyakit Mulut dan Kuku atau PMK.

Ya, seusai dihantam pandemi Covid-19, sejumlah daerah, salah satunya di Sleman dihantam virus mulut dan kuku atau PMK yang menyerang secara masif terhadap hewan ternak.

Berdasarkan data siagapmk.id, DIY tercatat masuk dalam urutan ke-7 perihal jumlah kasus PMK tertinggi secara nasional. Wilayah Sleman menjadi penyumbang paling besar berkait kasus PMK di DIY yakni mencapai 2.759 kasus per 21 Juni 2022 kemarin.

Baca Juga:Jadwal Piala Presiden 2022 Hari Ini, Ada Laga PSIS Semarang vs PSS Sleman

peternak hewan di Ngemplak sedang merawat dua sapinya yang terpapar penyakit mulut dan kuku, Rabu (22/6/2022). [Kontributor / Uli Febriarni]
peternak hewan di Ngemplak sedang merawat dua sapinya yang terpapar penyakit mulut dan kuku, Rabu (22/6/2022). [Kontributor / Uli Febriarni]

Nuning menjadi satu diantara sekian peternak yang terdampak akibat serangan PMK tersebut. Ia sempat kaget saat harus menerima kenyataan ketika sapi limosin yang dibelinya seharga Rp14,5 juta terpapar PMK.

Ia mengungkapkan sapinya mulai terpapar PMK sejak dua pekan sebelumnya. Mulanya ia mengira sapinya hanya mengalami flu biasa hingga belakangan diketahui telah terpapar virus mulut dan kuku.

"Saya kira itu hanya flu biasa. Tapi belakangan baru tahu kena PMK setelah dicek petugas dari Puskeswan Ngemplak," terangnya.

Nuning mengaku masih terbawa suasana sedih lantaran dua sapinya saat ini meski sudah berangsur sembuh masih terlihat lesu. Bagi Nuning dua sapinya itu selain sebagai investasi juga telah menjadi bagian dari keluarganya.

"Iya masih sedih, mereka itu kan kami besarkan sudah sejak dua tahun lalu dan sudah seperti membesarkan anak kami sendiri. Jadi kalo melihat sakit begitu ya gimana ya," katanya.

Baca Juga:Seto Nurdiyantoro Punya Tuah Apik di Stadion Manahan, PSS Sleman Siap Jungkalkan PSIS Semarang

Sebagai tindakan perawatan, Nuning saat ini rutin memberikan olahan empon-empon agar cepat pulih dan mengembalikan nafsu makan hewan ternaknya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak