SuaraJogja.id - Kerusuhan di tempat karaoke Babarsari akhir pekan lalu yang berlanjut pada Senin (5/7/2022) siang menguak kembali rentetan peristiwa serupa di kawasan yang sama.
Ya, kawasan segitiga Seturan, Babarsari dan Kledokan nyaris akrab dengan pertikaian dan kerusuhan. Tak salah bila kemudian netizen banyak yang menjuluki kawasan tersebut sebagai The Gotham City yang minus Batman.

Ketiadaan sosok Batman itulah yang kemudian membuat sejumlah warga yang tinggal di kawasan The Gotham City senantiasa diliputi rasa waswas dan tak nyaman. Salah satunya seperti dirasakan oleh Bella (bukan nama sebenarnya).
Sebelum akhirnya menginjakkan kaki di Sleman, gambaran di benak Bella mengenai Jogja adalah kota yang nyaman serta adem ayem.
Baca Juga:Bersih-bersih Lokasi Kerusuhan di Babarsari, Polisi bersama Warga Temukan 9 Jeriken Berisi Miras
Tetapi pandangan itu seketika sirna ketika ia tinggal di Babarsari pada 2011 silam. Bella yang berproses menuju dewasa, menyadari ada kehidupan yang begitu mengerikan di Jogja.
"Rasanya tiap tahun pasti ada aja, langsung beda melihat Jogja. Tinggal di kota, tapi kok kayak di alam luas," ujarnya, Selasa (5/7/2022).
Bella kali pertama melihat pertikaian, saat ia masih menjadi mahasiswa baru dan pulang ke kos usai beraktivitas larut malam.
"Tetiba tawuran, orang-orang berlarian sambil bawa senjata, pentung-pentungan, tergeletak di jalanan, itu benar-benar aku lihat dari lantai atas kosan," tuturnya.
"Berasa ngeliat game tapi nyata. Tragis. Hal kayak gini kejadian di area perkampusan pula," ungkapnya.
Baca Juga:Jadi Korban Pengeroyokan Saat Kerusuhan di Babarsari, Anak Pengacara Buat Laporan ke Polda DIY
Saat pertikaian antarkelompok pecah kembali pada Senin (4/7/2022), Bella sedang berada di luar bersiap beraktivitas. Ia sibuk harus mencari jalan alternatif menuju tempat yang dituju.