Tutup Usia, Ini Kiprah Jemek Supardi yang Membawa Angin Segar Seni Pantomim di Indonesia

Jemek Supardi diketahui menekuni seni pantomim ini sekitar 1976.

Muhammad Ilham Baktora
Sabtu, 16 Juli 2022 | 21:04 WIB
Tutup Usia, Ini Kiprah Jemek Supardi yang Membawa Angin Segar Seni Pantomim di Indonesia
Seniman pantomim Indonesia, Jemek Supardi. (Instagram/@jemeksupardi)

SuaraJogja.id - Dunia seni kembali kehilangan maestronya di tahun ini. Seniman pantomim Indonesia, Jemek Supardi berpulang di usianya ke-69 tahun.

Pria bernama asli Supardi ini meninggal karena didera penyakit yang sudah lama ia derita. Sakit bronkitis yang dialami Jemek Supardi memaksa dirinya hiatus dari seni pantomim beberapa bulan belakangan.

Seni pantomim sendiri sudah dikenal sejak lama di Indonesia. Namun bisa dikatakan populer pada era 1970-an. Jemek Supardi yang disebut sebagai bapak pantomim Indonesia ini menjadi orang yang membawa nuansa baru seni tersebut ke Bumi Pertiwi.

Terjun ke Dunia Seni Melalui Teater

Baca Juga:Bapak Pantomim Indonesia, Jemek Supardi Meninggal Dunia

Jemek Supardi diketahui menekuni seni pantomim ini sekitar 1976. Pria yang lahir di Sleman, 14 Maret 1954 ini memulai karirnya di dunia teater.

Ada banyak teater yang ia ikuti, mulai dari Teater Alam, Teater Boneka hingga Teater Dinasti.

Seniman Pantomim, Jemek Supardi. (Twitter/@infoseni_)
Seniman Pantomim, Jemek Supardi. (Twitter/@infoseni_)

Menekuni Pantomim sejak 1976

Meski ikut di banyak pentas teater, Jemek Supari cukup kesulitan menghafal naskah. Sadar akan kelemahannya ini ia menekuni seni pantomim yang tak banyak mengandalkan kata-kata dan suara.

Seni ini ia pelajari secara otodidak, Jemek Supardi mengandalkan intuisi untuk menyalurkan hasrat berekspresinya dan dilampiaskan dalam sebuah pantomim.

Jemek Supardi, seniman pantomim Indonesia dalam sebuah pentas yang dia lakoni. (Instagram/@jemeksupardi)
Jemek Supardi, seniman pantomim Indonesia dalam sebuah pentas yang dia lakoni. (Instagram/@jemeksupardi)

Berpantomim di Tempat Tak Lazim

Jemek Supardi menampilkan seni pantomimnya tanpa melihat lokasi. Aksi tunggalnya ini sempat dilakukan di sekitar makam, jalanan bahkan sampai di rumah sakit jiwa.

Tidak dijabarkan khusus mengapa dirinya berpantomim di lokasi-lokasi tersebut.

Kerap Dituding Orang Gila

Tahun 1970-an, seni pantomim masih awam untuk dilihat oleh orang lain. Bahkan tak jarang orang menilai sebagai orang gila. Namun bagi Jemek Supardi, seni pantomim adalah penyaluran hasrat yang tak mudah dimaknai orang-orang.

Bahkan dalam satu sesi wawancara, Jemek menganggap, gilanya dia, berbeda jauh dengan gilanya orang lain. Jemek mengaggap gilanya dia adalah untuk mengkritik hal-hal yang salah.

Jemek Supardi seniman pantomim Indonesia. (Instagram/@jemeksupardi)
Jemek Supardi seniman pantomim Indonesia. (Instagram/@jemeksupardi)

Tak Jarang Mengkritik Pemerintah

Menjabarkan arti gila yang dimaksud oleh Jemek Supardi, tak jarang tudingan gila yang dia terima adalah bentuk-bentuk kritik yang dilayangkan kepada pemerintah.

Membawa seni yang berbeda pada waktu itu, Jemek Supardi menganggap bahwa karya seni dan pantomim yang dia tekuni juga dilakukan untuk menyindir pemerintah yang dirasa salah dalam menjalankan kepemerintahannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini