Jemek Supardi menampilkan seni pantomimnya tanpa melihat lokasi. Aksi tunggalnya ini sempat dilakukan di sekitar makam, jalanan bahkan sampai di rumah sakit jiwa.
Tidak dijabarkan khusus mengapa dirinya berpantomim di lokasi-lokasi tersebut.
Kerap Dituding Orang Gila
Tahun 1970-an, seni pantomim masih awam untuk dilihat oleh orang lain. Bahkan tak jarang orang menilai sebagai orang gila. Namun bagi Jemek Supardi, seni pantomim adalah penyaluran hasrat yang tak mudah dimaknai orang-orang.
Baca Juga:Bapak Pantomim Indonesia, Jemek Supardi Meninggal Dunia
Bahkan dalam satu sesi wawancara, Jemek menganggap, gilanya dia, berbeda jauh dengan gilanya orang lain. Jemek mengaggap gilanya dia adalah untuk mengkritik hal-hal yang salah.

Tak Jarang Mengkritik Pemerintah
Menjabarkan arti gila yang dimaksud oleh Jemek Supardi, tak jarang tudingan gila yang dia terima adalah bentuk-bentuk kritik yang dilayangkan kepada pemerintah.
Membawa seni yang berbeda pada waktu itu, Jemek Supardi menganggap bahwa karya seni dan pantomim yang dia tekuni juga dilakukan untuk menyindir pemerintah yang dirasa salah dalam menjalankan kepemerintahannya.